CIMANGGUNG – Harapan pedagang Pasar Parakanmuncang untuk memiliki lingkungan berdagang yang lebih layak dan nyaman, akhirnya mulai menunjukkan titik terang. Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian (Diskoperindag) Kabupaten Sumedang memastikan bahwa proses pembenahan pasar akan segera dilakukan dalam waktu dekat.
Amung, Koordinator Pasar Parakanmuncang, menegaskan bahwa pengerjaan akan dimulai bulan ini. Hanya saja, hingga pertengahan Juni ini, belum ada kepastian mengenai tanggal pastinya. “Sudah ada kepastian bahwa pembenahan dimulai bulan ini. Tapi untuk tanggal, kita masih menunggu. Yang jelas, ini sudah masuk tahap rencana aksi,” ujar Amung saat dikonfirmasi Sumedang Ekspres.
Menariknya, meski proses pengerjaan akan segera dimulai, belum tampak adanya papan proyek di lokasi. “Papan proyek belum terpasang. Tapi kami akan tetap awasi agar pelaksanaannya berjalan transparan,” tambahnya dengan nada tegas.
Baca Juga:Menjelajah Sumedang: Surga Tersembunyi di Balik Tahu LegendarisPolsek Tanjungsari Sambut Ceria Anak TK BHS Jatisari dalam Kunjungan Edukatif
Perbaikan Pasar Parakanmuncang memang telah menjadi agenda prioritas Diskoperindag Sumedang, terutama karena kondisi fisiknya yang sudah tak lagi memadai. Salah satu masalah utama adalah banjir dan kebocoran atap yang kerap terjadi saat musim hujan tiba. Gang-gang pasar tergenang air, membuat aktivitas jual beli terganggu dan kenyamanan pengunjung terabaikan.
“Setiap hujan turun, air menggenangi jalur utama di dalam pasar. Pembeli jadi enggan datang, pedagang pun dirugikan karena dagangannya sepi,” jelas Amung.
Untuk itu, fokus utama pembenahan akan diarahkan pada perbaikan saluran air, atap bocor, dan paving jalan di dalam pasar. “Ini sifatnya mendesak. Tidak bisa ditunda-tunda lagi,” tegas Amung.
Meski belum dianggarkan dalam APBD murni 2024, Diskoperindag Sumedang telah mengupayakan dana pembenahan melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) tahun ini. Total anggaran yang disiapkan sekitar Rp 600 juta hingga Rp 700 juta, dengan prioritas pada pemeliharaan dan perbaikan ringan.
“Kalau revitalisasi total jelas butuh anggaran jauh lebih besar. Sekarang kita fokus ke yang urgent dulu,” ujarnya.
Selain infrastruktur fisik, Pasar Parakanmuncang juga tengah berbenah dari sisi sistem pembayaran. Saat ini, sekitar 70 persen pedagang telah menggunakan sistem pembayaran QRIS. Namun, sosialisasi masih menjadi tantangan tersendiri. “Masih ada yang belum paham dan ragu-ragu. Tapi kita terus dampingi agar sistem non-tunai ini bisa berjalan optimal,” tutur Amung.