SUMEDANGEKSPRES – Peristiwa keracunan massal diduga akibat makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) menimpa sejumlah sekolah di Kabupaten Sumedang pada Kamis (25/9/2025). Puluhan siswa dari beberapa sekolah mengalami gejala mual, muntah, pusing, hingga diare, sehingga harus mendapatkan penanganan medis darurat.
Di Kecamatan Ujungjaya, hampir 50 siswa SMK WIN Ujungjaya dilaporkan terdampak.
“Benar, ada lebih dari 30 siswa yang mengalami gejala mirip keracunan usai makan MBG,” ujar salah satu guru SMK WIN Ujungjaya.
Dari jumlah tersebut, tujuh siswa dirujuk ke Rumah Sakit Cimalaka, sementara lainnya mendapat perawatan di Puskesmas Ujungjaya. Aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut untuk sementara dihentikan.
Baca Juga:Ulik Prompt Edit Foto Potret Vertikal Dramatis dengan Kontras SinematikBuat Dirimu Jadi Karismatik, Ini Prompt untuk Edit Foto Streetwear Sinematik dengan Aura Misterius
Kasus serupa juga terjadi di SMAN Tomo. Sebanyak 12 siswa diduga keracunan setelah menyantap makanan MBG.
“Kami langsung bawa ke rumah sakit begitu tahu kondisi anak saya dan beberapa teman lainnya menurun usai makanan MBG,” ungkap salah satu orang tua siswa.
Para korban kini masih menjalani observasi di RSUD Umar Wirahadikusumah Sumedang.
Sementara itu, di Kecamatan Situraja, sedikitnya sembilan siswa turut dilaporkan mengalami gejala serupa.
Para korban ditangani di posko darurat yang didirikan di sekolah masing-masing, dengan dukungan tim medis dari Puskesmas Ujungjaya, Tomo, dan Cimalaka.
“Iya, kami bersama tim gabungan sudah bergerak cepat untuk memastikan keselamatan para siswa,” kata Camat Ujungjaya, Gun Gun Nugraha.
Hingga kini, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang bersama pihak kepolisian masih melakukan investigasi terkait penyebab pasti keracunan.
Baca Juga:Bermain dengan Prompt Gemini AI: Cara Baru Mengedit Foto Jadi Lebih Artistik, GANTENG!Mesra Banget! Ini Kumpulan Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Couple yang Lagi Ramai Dicoba
Sampel makanan MBG telah diambil untuk diperiksa laboratorium. Kondisi sebagian besar siswa disebut stabil, meski beberapa masih menjalani perawatan intensif.
Pihak sekolah dan pemerintah daerah mengimbau orang tua untuk tetap tenang menunggu hasil penyelidikan resmi.