SUMEDANGEKSPRES.COM – Anggota Komisi III DPRD Sumedang asal Fraksi PKS Rahmat Djuliadi meminta agar Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan di semua Fasilitas Kesehatan, khususnya di Puskesmas dapat diselamatkan melalui kebijakan yang realistis, prioritas dan dukungan penuh terhadap semua aspek pelayanan di Puskesmas.
Hal tersebut dikarenakan kondisi pandemi wabah Covid-19 di Kabupaten Sumedang dinilai masih dalam kondisi yang tidak baik. Bahkan, dengan kasus kematian yang cukup banyak setiap harinya.
“Kita bisa melihat, sejak beberapa minggu terakhir ini di media sosial selalu dihiasi dengan berita duka, meninggalnya saudara-saudara kita, para pejuang kemanusiaan di bidang kesehatan, garda terdepan menumpas musuh dunia yang sedang heboh saat ini, yakni Covid-19,” ujarnya kepada Sumeks, baru-baru ini.
Baca Juga:Golkar Tegaskan Hadir di Tengah Pandemi, Bagikan Paket Sembako dan Daging KurbanSiswa Aktif Berinteraksi di PLS Akan Mendapat Reward
Oleh sebab itu, Rahmat meminta agar pemerintah dapat lebih memperhatikan para tenaga kesehatan yang merupakan garda terdepan dalam memerangi Covid-19.
“Dokter Puskesmas yang pertama kali terpapar dan beresiko terinfeksi pasien Covid 19. Sewaktu ribut tentang regulasi relawan Covid dengan tawaran insentif dan APD yang layak, dokter Puskesmas masih berjuang dengan APD seadanya hasil upaya sendiri. Apalagi tugas tugas atasan, pimpinan daerah, sehingga ada bupati yang tampil heroik memarahi petugas Puskesmas tanpa paham apa tugas dan fungsi Puskesmas,” paparnya.
Saat ini, lanjut Rahmat, beban berat kerja puskesmas meliputi 3T, yakni Tracing, Test dan Treatment. Dan pada awal pandemi, Puskesmas hanya berperan sebagai pelaksana Tracing dan Testing yang bersifat skrining (Rapid Test Ab).
Namun saat ini, Puskesmas sudah melaksanakan 3T. T-3 (Treatment) pelayanan rawat penderita covid. Baik yang bergejala ringan, sedang, berat dan bahkan tidak sedikit yang meninggal di Puskesmas tanpa adanya kemampuan memberikan pertolongan yang lebih baik.
“Jadi kurangnya persediaan oksigen, obat – obatan dan bahan medis habis pakai serta kendala lain seperti sulitnya merujuk pasien ke rumah sakit merupakan masalah sehari – hari petugas Puskesmas,” terangnya.
Sementara itu, Rahmat juga menjelaskan, beban pelaksanaan vaksinasi Covid 19 dengan target 185 juta penduduk pun dengan terpaksa dibebankan ke Puskesmas dan RS.