PPKM Level 3, Omzet Pedagang Belum Meningkat

PPKM Level 3, Omzet Pedagang Belum Meningkat
Tiketing menuju sebuah wisata di sekitar Bendungan Jatigede sepi. Hal berimbas pada menurunnya pendapatan para pedagang. (Foto: DOK SUMEKS)
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES.COM, Jatigede – Para pedagang warung di sepanjang Jalan Lingkar Timur Jatigede, Kabupaten Sumedang mengaku belum merasakan adanya peningkatan pembeli meski daerah Sumedang masuk pada kategori PPKM Level 3.

Menurut mereka, meski sejumlah aktivitas sudah mulai sedikit dilonggarkan, belum berdampak pada meningkatnya pembeli.

Salah seorang pemilik warung nasi di Jalan Lingkar Timur Jatigede betulan Ciboboko Jatigede, Sihabudin menyebutkan, kunjungan konsumen ke warungnya masih bisa dihitung jari.

Baca Juga:PUPR RI Segera Realisasikan 30 Rumah Korban LongsorTradisi Unik, Gantungkan Makanan Ungkapan Rasa Syukur

“Kalau melihat lalu lintas di jalan memang sudah agak ramai. Tapi untuk yang mampir ke warung, ya masih bisa dihitung. Itu kan bisa dilihat berapa banyak dagangan kami yang terjual,” ujarnya kepada Sumeks, Kamis (2/9).

Sihabudin mengatakan, saat akhir pekan jika dalam kondisi normal, pembeli bisa meningkat dari hari biasa. Pasalnya, aktivitas lalu lintas terutama menuju objek wisata tidak dilarang. Sehingga, pengendara yang datang dari luar daerah sangat banyak. Dan sebagian pengendara atau pengunjung wisata biasanya banyak yang makan atau belanja di warungnya.

“Berarti dari mulai penerapan PPKM pendapatan kami anjlok. Ya mudah-mudahan adanya kelonggaran aktivitas bisa kembali normal,” ucapnya.

Dia menambahkan, mengantisipasi minimnya pembeli, dirinya belum berani menyediakan dagangan dalam kapasitas banyak.

“Mencegah kerugian kami pun menyediakan dagangan tidak begitu banyak,” katanya.

Namun, Sihabudin menyatakan, jika dibandingkan pada masa PPKM Level 4, saat ini warungnya mulai disinggahi pembeli. Baik yang makan ataupun sekedar minum kopi dan lainnya.

Hal serupa diungkapkan para pedagang di blok Garekgok, Selaawi Jatigede. Mereka mengeluhkan jualannya yang minim pembeli. Sehingga, membuat para pedagang kehilangan pendapatan. Bahkan ada yang sampai menutup warung. (eri)

0 Komentar