Nyaris Ambruk, Rumah Nena Luput Dari Bantuan Pemerintah

Nyaris Ambruk, Rumah Nena Luput Dari Bantuan Pemerintah
Salah seorang warga sedang memperbaiki rumah Nena (Foto: HERI PURNAMA/SUMEKS)
0 Komentar

SUMEKS, Darmaraja – Banyak ragam cara untuk menumbuhkan gotong – royong dan peduli sesama.

Salah satunya, dilakukan oleh para pemuda di Dusun Cikiray, Desa Darmaraja, Kecamatan Darmaraja yang secara swadaya bahu-membahu memperbaiki rumah warga tidak mampu, yang kondidinya nyaris ambruk.

Salah seorang tokoh pemuda Cikiray, Andri Mulyadi menyebutkan, bermula dari kekhawatiran warga yang melihat kondisi rumah milik Nena di RT.02 RW.06 terancam ambruk.

Baca Juga:10 Persen Lagi Desa Mulyasari Capai Target 70 PersenLima Calkades Margamekar Dapat Nomor Urut

Para pemuda berinisiatif mengumpulkan dana untuk membantu melakukan perbaikan rumah tersebut.

Meskipun terancam ambruk, ironisnya rumah Nena tak tersentuh program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) yang sedang digenjot pemerintah pusat hingga daerah.

“Karena urgent, kami bertekad untuk memberanikan merehab rumah milik Bu Nena dengan cara patungan. Mengingat kondisi Bu Nena memang tergolong kurang mampu,” ujar Andri Sumeks, Selasa (12/1).

Kata Andri, dari hasil patungan didapat dana sekitar Rp 4 juta. Dana tersebut berasal dari patungan warga, donatur bahkan hasil penjualan stiker logo wisata Gunung Golempang.

“Kalau dihitung, katanya memerlukan dana sampai Rp 25 juta sampai rumah itu terbangun. Sekarang kami masih mencari donasi. Termasuk terus menjual stiker ke para dermawan,” ucap Andri.

Menurutnya, meski tidak terkoordinasi secara resmi, ternyata antusias warga untuk menolong terhitung sangat banyak.

Warga setempat selain memberikan bantuan dalam bentuk uang, ada juga yang memberi bahan material, seperti genting, pasir, batu bata dan kayu serta semen.

Baca Juga:Dampingi Presiden Jokowi, Menko Airlangga Hadiri Peresmian Groundbreaking Smelter Freeport di GresikRidwan Kamil Lapor Terobosan Pendidikan Vokasi dan Progres Vaksinasi Jabar ke BPK

“Setelah kami bergerak ternyata masyarakat langsung antusias membantu dengan berbagai cara,” kata Andri.

Semangat kebersamaan, kata Andri memang perlu dibangun kembali.

Apalagi bagi warga di pedesaan. Dengan kebersamaan dan gotong royong, segala persoalan bisa diselesaikan, termasuk membangun rumah milik warga yang terancam ambruk.
“Rencananya kegiatan gotong royong juga akan diagendakan sebagai kegiatan rutin.

Terutama untuk kegiatan sosial. Agar keberadaan pemuda bisa berkontribusi untuk pembangunan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Andri mengatakan, pembangunan atau perbaikan rumah tidak layak huni, akan menjadi agenda pemuda setempat. Dengan mengedepankan budaya gotong royong dan budaya peduli sosial.

“Ya mudah-mudahan rumah Bu Nena bisa selesai tepat waktu. Sehingga kedepan kami bisa membantu kembali untuk masyarakat yang memerlukan bantuan,” imbuh Andri. (eri)

0 Komentar