Dulu, PT Aneka Tambang Mendatangi Desa Bangbayang Kecamatan Situraja
SUMEDANGEKSPRES, Situraja – Beredarnya isu tambang emas di Dusun Bangbayang, Desa Bangbayang Kecamatan Situraja, dibantah Kepala Desa Bangbayang Umar.
Umar menjelaskan, tidak ada kegiatan tambang emas. Namun, Umar membenarkan pernah ada beberapa kali penelitian terkait kadar emas di desanya.
“Awalnya tahun 1999 ada penelitian dari PT Aneka Tambang, yang saat itu Sumedang dipimpin oleh (Bupati) Pak Misbah. Pak Misbah dulu sempat melihat area yang diprediksi memiliki kandungan emas yang berlokasi di area konservasi pegunungan Masigit Kareumbi,” jelas Umar.
Baca Juga:Wacana Mekanisme Pemilihan Ketua Apdesi Kabupaten SumedangAktivitas Nelayan, Dijegal Badai
Namun, penelitian yang dilakukan kala itu, tidak membuahkan hasil. Selain itu, Umar menambahkan, sejak 1999 hingga 2009, banyak masyarakat yang mempercayai ada kandungan emas di area desa Bangbayang.
“Sejak itu ada aktifitas masyarakat dari luar daerah ada yang ke sana (area bekas penelitian) yang katanya batuan di sana mengandung logam mulia. Namun tidak pernah ada yang membuahkan hasil,” tambah Umar.
Selain PT Aneka Tambang, PT Puspitek dan Distamben juga pernah melakukan penelitian di tahun 2009, penelitian di lakukan di tanah milik Desa Bangbayang.
“Saat itu, penelitian dilakukan kurang lebih selama dua minggu. Saat itu, saya tidak mengetahui apakah ada izin atau tidak untuk penelitian tersebut,” kata Umar.
Tahun 2021 kembali ada sekelompok orang yang mengecek. Namun hingga saat ini belum ada yang bisa membuktikan Desa Bangbayang memiliki kandungan logam mulia.
Hingga akhirnya pada 15 Oktober 2021 pihak desa bersama warga menutup lubang bekas galian tersebut.
“Kalau yang diberitakan tentang pertambangan emas itu tidak benar kalau penelitian kandung emas benar, namun tak ada hasilnya,” tumpas Umar.
Baca Juga:Jasa Penggilngan Padi Sepi, Setelah Adanya Bantuan BerasPTMT Di SMPN 3 Cimalaka Berjalan Lancar.
Penelusuran Sumeks, memang benar lubang bekas penelitian telah ditutup. Sejumlah warga pun membenarkan adanya bekas galian penelitian tersebut salah satunya, Edi Juhadi (60).
“Tahun 1999 saya pernah diminta untuk mengumpulkan batu yang berkilau, namun katanya emasnya belum matang masih terlalu muda jadi belum bisa diolah. Tahun 2009, saya diminta lagi tapi masih sama tidak ada kabar lagi yang katanya ada emas,” jelas Edi. (kga)