Model pembelajaran PAKEM merupakan hasil pengembangan dari metode pembelajaran Pendidikan jasmani yang dikemukakan Mosston & Ashworth (1986).
PAKEM ini memiliki dua bagian, yaitu desain model dan implementasi model. Desain model lebih menekankan pada perancangan terhadap berbagai aspek dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani, sedangkan implementasi model lebih menekankan pada realisasi berbagai aspek dan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang dalam desainnya(Wahab, 2019; Zulminiati, 2015).
Langkah-langkah implementasi model pembelajaran PAKEM berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Pertama sebagai tahap penyajian materi merupakan tahap esensial bagi keberhasilan siswa dalam memperoleh materi baru.
Baca Juga:Pemda Wacanakan Bangun Perpustakaan Senilai Rp 9,5 MMasalah Lahan Blok Rancabaren, Warga dan Pemdes Minta Ketegasan
Kedua merupakan gabungan dari tahap orientasi, pelacakan, konprontasi, inkuiri, akomodasi dan tahap transfer.
Ketiga sebagai tahap aplikasi sistemik yaitu siswa melakukan kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
Keempat disebut sebagai tahap demonstrasi eksplorasi kembali terhadap materi yang sedang dibahas dengan menggunakan cara geraknya sendiri.
Kelima disebut dengan tahap umpan balik terhadap materi yang sedang dibahas.
5. Sasaran Pembelajaran PJOK SD
Sasaran pembelajaran Pendidikan jasmani olahraga dan Kesehatan berfokus untuk membantu siswa dalam melakukan gerak secara efesien, meningkatkan kualitas penampilan, dan memelihara derajat kesehatan. Krool yang dikutip Lutan (1991) menyatakan, “Physical education is education through, and not of the physical”, jadi Pendidikan jasmani merupakan Pendidikan menyeluruh bukan hanya fisik semata.
Pendidikan jasmani dipercaya sebagai suatu aktivitas yang memiliki manfaat dalam pengembangan sifat-sifat manusia yang unggul seperti teguh pendirian, daya juang, sportivitas yang handal, kejujuran dan kemampuan bekerjasama Pangrazi & Beighle (2019).
Ini merupakan keunggulan nilai lebih yang melekat pada Pendidikan jasmani disamping atribut lain dalam mengembangkan aspek psikomotor dan kognitif anak didik. Keyakinan terhadap nilai lebih menjadikan alasan mengapa Pendidikan jasmani merupakan pelajaran wajib di Sekolah Dasar malahan Tingkat Sekolah Menengah sampai Perguruan Tinggi yang mewajibkan mahasiswa untuk menempuhnya.
Baca Juga:LBBK ke V, Penghormatan Pada Ulama dan SantriTiang Listrik PLN Untuk Lahan Relokasi Sudah Terpasang
Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa sasaran pembelajaran PJOK tidak hanya bersifat fisik semata dan mengabaikan pada sasaran non fisik, walau ssecara jujur penulis akui PJOK objeknya formalnya adalah gerak fisik insani, namun tidak berarti dengan objek formalnya yang demikian menyebabkan hilangnya subtansi lain seperti aspek kognitif, afektif, dan social.