Rahmat Djuliadi Luncurkan Sekolah Tani

Rahmat Djuliadi Luncurkan Sekolah Tani
Anggota DPRD Sumedang asal Fraksi PKS Rahmat Djuliadi (dua dari kiri) saat melaksanakan reses sekaligus meluncurkan Sekolah Tani di Dusun Nagrog Desa Sukahayu Kecamatan Rancakalong. (Istimewa)
0 Komentar

SUMEKS – Anggota DPRD Sumedang dapil 6, drg Rahmat Juliadi dalam kegiatan resesnya meluncurkan Sekolah Tani di Dusun Nagrog Desa Sukahayu Kecamatan Rancakalong, Senin (6/12).

Dalam rangka berkhidmat untuk rakyat, drg. Rahmat menaruh perhatian yang besar terhadap upaya peningkatan kesejahteraan petani, khususnya di Kecamatan Rancakalong. Sehingga diluncurkannya Sekolah Tani dimana kegiatan ini adalah sebagai media edukasi bagi para petani agar mereka memiliki skill untuk meningkatkan produksi pertaniannya.

“Target dari hadirnya sekolah tani ini agar kedepan kehidupan para petani bisa lebih sejahtera. Salah satunya dilakukan dengan peningkatan daya tahan petani. Adanya sekolah tani ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas, pengetahuan dan sikap petani diataranya mengenai langkah dalam menyikapi informasi mengenai harga pasaran,” ujarnya.

Baca Juga:Truk Terperosok! Warga Minta Dinas Terkait Perhatikan Drainase di AlamsariMasyarakt Jangan Takut Laporkan Pungli

Selain peluncuran sekolah tani, Rahmat pun melakukan sosialisasi Rancangan Peraturan daerah (raperda) tentang Perlindungan lahan pertanian berkelanjutan yang saat ini sedang di bahas oleh pansus di DPRD.

Karena saat ini lahan pertanian di Kabupaten Sumedang semakin berkurang, diantaranya akibat dampak pembangunan proyek nasional seperti Waduk jatigede dan jalan Tol Cisumdawu serta pembangunan pemukiman pemukiman baru. 

Rahmat yang juga menjabat sebagai ketua Badan Pembentukkan Peraturan Daerah DPRD Sumedang menegasakan bahwa Raperda ini ditargetkan selesai dan ditetapkan akhir Desember 2021 ini.

Sementara itu, Kepala Desa Sukahayu Wawan Gunawan sangat mengapresiasi Sekolah Tani yang digagas oleh PKS di daerahnya. Menurutnya, sekolah tani ini merupakan sekolah informal berbasis pemberdayaan masyarakat. Dalam kegiatannya, petani bisa berdiskusi, diberi pelatihan dan mempraktekkan langsung tentang apa yang diperolehnya di sekolah tani.

“Oleh sebab itu, pengembangan sekolah berbasis kemasyarakatan ini melibatkan pihak lain yaitu dinas pertanian dan praktisi pertanian,” tuturnya. (bay)

0 Komentar