Kades Jembarwangi Beberkan Awal Mula Penemuan Fosil Purbakala

Kades Jembarwangi Beberkan Awal Mula Penemuan Fosil Purbakala
Wakil Bupati Sumedang H Erwan Setiawan didampingi Kepala Disparbudpora Kabupaten Sumedang Bambang Rianto mengunjungi Desa Jembarwangi untuk melihat langsung temuan fosil  Tim Akreolog dari Museum Geologi Jawa Barat, belum lama ini. (ADHI SEPTIAHADI/SUMEKS)
0 Komentar

SUMEDANG.JABAREKSPRES.COM – Kepala Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo Pitriani Dewi menjelaskan awal mula penemuan fosil-fosil purbakala, salah satunya fosil rahang mirip Stegodon Gajah Purba.

Penemuan fosil tersebut berawal dari penelitian mahasiswa dari ITB yang dibantu peneliti dari Jerman pada tahun 2004 lalu.

“Waktu itu dilakukan penelitian dan sudah diangkat disimpan di ITB. Tindak lanjut dari penelitian 2004 tersebut, pada Tahun 2018 ditemukan potongan gading. Hari ini ditampilkan untuk direkonstruksi dan diteliti oleh teman-teman dari Geologi dan Akreolog,” ucapnya, belum lama ini.

Baca Juga:Sukaratu Harapkan Sungai Cihonje Segera DinormalisasiHari Pertama, Ribuan Mobil Jajal Tol Cisumdawu

Dikatakan, Desa Jembarwangi dijadikan areal penelitian oleh mahasiswa ITB dan Unpad yang rata-rata sedang melakukan laporan kegiatan akhir.

“Menurut informasi dari mereka, sedikitnya sudah ditemukan 600 jenis fosil yang ditemukan di Jembarwangi,” kata Pitriani.

Dari penelitian tersebut, pertama di tahun 2004 disinyalir fosil yang ditemukan peneliti dari Jerman merupakan Stegodon Gajah Purba. Diantaranya tulang punggung dan bagian rahang, gading dan kaki.

Dia sebagai pemangku kebijakan di Desa Jembarwangi juga turut mengimbau kepada masyarakat yang menemukan benda disinyalir fosil agar melapor kepada aparat setempat untuk ditangani lebih lanjut.

“Karena sebelum 2004, saya dapat kabar dari warga bahwa banyak yang menemukan hal serupa fosil. Karena ketidaktahuan, mereka memotong bagian-bagian tersebut bahkan dibuat batu akik,” ucapnya.

Menghindari itu, di Desa Jembarwangi sekarang sudah ada Satgas yang tugasnya untuk mengamankan temuan yang dicurigai fosil.

“Harapan kami masyarakat di areal observasi turut mengamankan areal tersebut dan jangan sampai berpindah tangan ke yang lain. Ini merupakan temuan kepurbakalaan yang harus sama-sama dijaga,” tandasnya. (asg)

0 Komentar