sumedang, DARMARAJA – Budaya bagi-bagi bubur ayam di akhir Ramadan harus tetap dipertahankan. Satu kebiasaan yang cukup unik yang dilakukan Kepala Desa Ranggon Kecamatan Darmaraja yaitu bagi-bagi bubur ayam. Berbagi rejeki melalui bubur ayam itu sudah berlangsung dari beberapa tahun kebelakang. Pasalnya, banyak warga Desa Ranggon yang berpropesi sebagai tukang bubur ayam di perantauan.
Kepala Desa Ranggon, Oo Somantri menerangkan, sebelum adanya pandemi covid 19, para pedagang bubur ayam, baik yang di kota maupun di kampung, iuran untuk membuat bubur ayam dan dibagikan kepada warga.
“Sebenarnya, kebiasaan ini dulu digagas oleh para pengusaha bubur ayam. Tetapi karena tahun-tahun kemarin terkendala pandemi, jadi komunikasi iurannya sempat putus, dan akhirnya sementara ini saya yang handle,” kata dia, Minggu (24/4).
Baca Juga:SMK Nesas Terapkan BLUD, Heri Ukasah: Berikan Manfaat bagi Pengembangan EkonomiSMK Bhakti Nusantara Gelar Bubos di Penutupan SmartTren
Oo menyebutkan, sampai saat ini pihaknya sudah beberapa kali membagikan bubur ayam di tiap-tiap dusun. Sasaran yang menerima bubur ayam tersebut memang warga kurang mampu, tapi tergantung kapasitas porsi bubur ayamnya, kalau banyak dibagikan juga kepada warga yang lainnya.
“Memang warga kurang mampu jadi prioritas, tapi warga lainnya juga banyak yang kebagian. Sistem membagikannya keliling pakai mobil bak, jadi siapa saja yang mau pasti menghampiri mobil tersebut,” katanya.
Menurutnya, momen tersebut merupakan momen berbagi antar warga, setahun sekali. Warga yang punya penghasilan dari berjualan bubur ayam, menyisihkan rejekinya untuk berbagi dengan sesama. kebiasaan ini akan dipertahankan atau bahkan dikembangkan.
“Momen berbagai seperti ini harus dipertahankan, jangan sampai hilang hanya karena pandemi,” katanya (eri)