Sejarah Asal-Usul Idul Adha

Sejarah Asal-Usul Idul Adha
foto: istimewa/pikiran-rakyat.com
0 Komentar

sumedangekspres – Pada tanggal 10 Dzulhijah umat muslim di selNuruh dunia merayakan Hari raya Idul adha. Jadi bagaimana sejarah adanya hari raya Idul adha?

Penyembelihan hewan kurban berawal dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang melakukan perintah Allah SWT, untuk menyembelih putranya yang bernama Ismail AS.

Firman-nya dalam surah AsAs Saffat ayat 102:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ ١٠٢

Artinya: “Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.”

Baca Juga:Tiga Orang Ditangkap Karena Penodaan masjid di MesirAngga Wijaya Ngotot Menggugat Cerai Dewi Perssik

Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab tafsirnya, nama anak yang dimaksud ialah Nabi Ismail AS yang lebih tua dari Nabi Ishaq AS. Ini adalah kesepakatan umat muslim dan kaum ahli kitab.

“Bahkan di dalam nas kitab-kitab mereka disebutkan bahwa ketika Ibrahim AS mempunyai anak Ismail, ia berusia delapan puluh enam tahun. Dan ketika beliau mempunyai anak Ishaq, usia beliau sembilan puluh sembilan tahun,” jelas Ibnu Katsir.

Perintah Menyembelih Nabi Ismail

Diceritakan dalam suatu malam Nabi Ibrahim ASAS bermimpi menyembelih anaknya, Ismail, ketikan Ismail sanggub bekerja bersama nabi Ibrahim AS. Ubaid mengatakan bahwa mimpi para nabi adalah wahyu. Hadits yang mengatakan hal ini ada pada kitab-kitab Sittah.

Disebut dalam riwayatnya Ibnu Abbas RA, Mujahid, Ikrimah, S’id Ibnu Jubair, Ata Al-Khurasani, Zaid Ibnu Aslam dan lainnya.

maksud dari firman-Nya ‘Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya’ adalah tumbuh dewasa dan dapat bepergian dan bekerja seperti yang dilakukan ayahnya.

Saat ia (Ibrahim) membaringkan puteranya yang siap untuk disembelih dan keduanya tunduk serta berserah diri kepada kehendak Allah SWT, maka digantikanlah Nabi Ismail AS dengan seekor sembelihan yang besar. Sejumlah riwayat mengatakannya kambing gibas.

Allah SWT berfirman:

“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim,” (QS As Saffat: 103-109).

0 Komentar