sumedangekspres – Polda Metro Jaya melanjutkan pemeriksaan kepada terlapor dugaan kasus kekerasan seksual terhadap 11 santri di Depok, Jawa Barat.
Pemeriksaan tersebut dilakukan kepada Ahmad Riyadh Muchtar dan Cut Dian selaku Pemimpin dan Kepala Sekolah Dasar Pondok Pesantren (Ponpes) Riyadhul Jannah Depok, Jawa Barat dalam kasus kekerasan seksual pada Rabu 20 Juli 2022.
“Iya ada dua yang dipanggil, satu pimpinan, dan kedua kepsek SD,” ujar Kuasa Hukum Pemilik Ponpes Riyadhul Jannah Depok, Khoirul di Polda Metro Jaya, Jakarta, pada Rabu 20 Juli 2022.
Baca Juga:500 Orang lebih Tewas akibat Gelombang Panas SpanyolNyamar Jadi Pria yang Nikahi Perempuan
Khoirul juga mengatakan bahwa, pemeriksaan kali ini berfokus kepada terlapor yang berinisial Ni.
Pemeriksaan tersebut untuk menindaklanjuti terhadap laporan tiga korban yang diduga dirudapaksa oleh pimpinan ponpes.
“Hari ini agendanya adalah memenuhi panggilan dari pihak penyidik berkaitan dengan laporan yang nomornya 3082. Itu kan ada tiga laporan berbeda yang diduga korbannya, sekarang fokusnya ke perkara 3082 terlapornya inisial Ni,” sambungnya.
Khoirul menjelaskan, dalam pemeriksaan itu tak disertakan alat bukti baru.
Polisi hanya meminta keterangan kepada pengurus ponpes terkait laporan tersebut dan pimpinan Ponpes disodori 18 pertanyaan.
Sebelumnya, kuasa hukum korban, Megawati mengatakan, pihaknya sudah melapor ke Polda Metro Jaya. Namun belum semua korban melapor ke polisi.
“Dari 11 yang dilecehkan, yang berani untuk bicara baru 5 orang, tapi sekarang yang diperiksa baru 3 orang. Karena yang 1 orang lainnya masih di Bandung dalam kondisi sakit,” kata Megawati saat ditemui di Polda Metro Jaya, Rabu (29/6/2022).
Megawati mengungkapkan kronologi singkat peristiwa itu, ia berinisiatif untuk mengajak korban melapor ke Polda Metro dan langsung dilakukan visum di rumah sakit bersama penyidik.
Baca Juga:Apa Itu Gelombang Panas yang Sedang Melanda Eropa? Apakah Bisa Terjadi di Indonesia?Guru SD yang Diduga Mencabuli 7 Siswi di Kediri
“Sudah dilakukan visum, tapi sampai hari ini hasil visumnya belum keluar. Jadi kita juga menunggu hasil visum, dan menurut kami karena anak itu sudah cidera dari dalamnya (vagina) udah ada luka,” katanya Rabu.
Mega menuturkan, para korban ini awalnya diajak masuk ke dalam sebuah ruangan.
Diduga si ustaz melecehkan para santri itu saat kegiatan pondok pesantren libur.
Tak hanya itu, satu hari sebelum pulang ke rumah, ada beberapa korban yang dirudapaksa oleh empat orang tua asuh yang biasa disapa ustaz dan satu lelaki lainnya kakak kelas.