sumedang, KOTA – SMPN 2 Sumedang sudah mulai menerapkan kurikulum Merdeka yang menjadi salah satu program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kurikulum Merdeka sendiri harus diimplementasikan di tiap sekolah pada tahun ajaran 2022 – 2023.
Hal itu disampaikan Kepala SMP Negeri 2 Sumedang H Iryan Resmana MPd melalui Wakasek bag Kurikulum SMPN 2 Sumedang N Tuty Sobariah SPd MPd kepada Sumeks, beberapa hari lalu.
Menurutnya, untuk Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di SMP Negeri 2 Sumedang, praktek penerapannya tetap dikolaborasikan antara Kurikulum tahun 2013 (Kurtilas ) dengan IKM .
Baca Juga:Teruskan Perjuangan Demi Tercapainya Tujuan Bangsa, Ribuan Anggota Pramuka Ikuti Jambore KewilayahanKampung Karuhun Berikan Promo Bagi Pemilik Nama Agus
Disebutkan, SMP Negeri 2 Sumedang sendiri tidak termasuk sekolah yang direkomendasikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedamh untuk menggunakan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM ).
“Untuk pelaksanaan Kurikulum Merdeka di SMPN 2 Sumedang belum menerapkanya karena KAOSP (Kurikulum Operasional Sekolah Pendidikan) yang diusulkan ke Dinas masih Kurtila. Tetapi di dalam pelaksanaan pembelajaran diterapkan ruhnya atau poin-poin dari IKM sedikit-sedikit. Seperti dari segi penilaian itu sudah mulai dilaksanakan penilaian formatif, Sumatif seperti yang tercantum pada Kurikulum Merdeka,” jelasnya.
Dikatakan, hal ini diksanakan untuk pengenalan, baik bagi para guru atau siswa, supaya nanti kedepannya bila dilaksanakan full IKM para guru sudah terbiasa. Dan, siswa juga sudah tidak heran lagi.
Terkait dengan projek yang ada dalam poin IKM, Tutty menjelaskan, pihaknya sudah melaksanakanya dengan mengacu pada Project Profil Pelajar Pancasila. Itu sudah dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sumedang.
“Jadi intinya tahapan Kurikulum Merdeka untuk saat ini di SMPN 2 Sumedang baru sampai tahap itu saja. Insya Alloh untuk tahun depan IKM di SMPN 2 Sumedang bisa full dilaksanakan,” katanya.
Tuty menyampaikan, dengan adanya penerapan Kurikulum Merdeka diharapkan lebih ke bagaimana melaksanakan pengalaman belajar dengan sistem ini. Kalaupun ada learning loss karena adanya pandemi Covid 19 seperti tahun kemarin, itu dampaknya tidak akan begitu terasa oleh para anak didik atau siswa.
“Jadi dengan pembelajaran yang inovatif diharapkan generasi muda tetap maju. Walaupun seperti tahun kemarin ada learning loss dalam kegiatan pembelajaran,” tutupnya. (ahm)