Ada Kepentingan Politik Di Balik Lukas Embe Jadi Kepala Suku Besar

Tokoh Masyarakat Jayapura: Pemeriksaan Tersangka di Lapangan Terbuka Tidak Dikenal dalam Budaya Papua
Nikolaus Demetouwm, Warga Jayapura
0 Komentar

sumedangekspres, JAYAPURA – Ketua Dewan Adat Suku Yewena Yosu Johanes Jonas Mentanaway mengatakan pihaknya tidak mengakui Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar di tanah Papua.

Karena menurut dia, pengukuhan Lukas Enembe ada agenda kepentingan politiknya.

“Di tanah Papua, masing – masing suku mempunyai kepala suku, beberapa suku dapat duduk bersama dan menunjuk satu orang yang dianggap punya kekuatan, berpengaruh dan kaya untuk diangkat menjadi kepala suku,” ucap Johanes saat ditemui di Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (13/10).

“Pihaknya tidak menganggap Lukas Enembe sebagai kepala suku besar Papua dan melihatnya sebagai agenda kepentingan politik dalam isu tersebut”, ungkap lulusan antropolog Uncen.

Baca Juga:Peringatkan Daerah Rawan Bencana, BPBD Himbau Masyarakat WaspadaCost Politik Tinggi, Banyak Kepala Daerah Kena OTT

Pemilihan gubernur juga dinilai tidak valid karena pada waktu itu masih menggunakan sistem noken sehingga menguntungkan Lukas Enembe sehingga terpilih menjadi gubernur.

Alasan menggunakan sistem noken karena masyarakat Papua masih dianggap belum bisa membaca dan menulis. Beberapa suku sudah tidak setuju dengan sistem tersebut.

“Lukas Enembe harus berjiwa besar dan bertanggung jawab serta tidak mengurung diri dengan perlindungan masyarakat karena hal tersebut dapat mengorbankan masyarakat sekitar:, tutur Johanes.

“Hal tersebut juga dinilai sebagai upaya menghindar dari hukum, semua masyarakat harus patuh hukum negara”, timpal dia.

Ketua Dewan Adat Suku Yewena Yosu menilai pemeriksaan Lukas Enembe yang dilakukan di lapangan adalah salah karena dalam hukum adat juga tidak ada yang melakukan hal tersebut.

“Dalam aturan adat, pemeriksaan dilakukan di sebuah ruangan peradilan adat”, tutur Johanes.

Terkait masyarakat yang berjaga di kediaman Lukas Enembe harus memberikan kesempatan KPK untuk melakukan pemeriksaan. “Lebih baik pulang dan melanjutkan aktivitas sehari-hari daripada berdiam di tempat tersebut”, tutup dia.

Baca Juga:Seni Reak Buhun Batuwulung Tetap Lestari, Diwariskan ke Anak-anakDisnakertrans Jabar Luncurkan The New GLIK, Solusi dalam Optimasi Info Ketenagakerjaan di Jawa Barat

Sementara itu, sikap keluarga dan kuasa hukum Gubernur Papua Lukas Enembe yang terkesan berbelit-belit atas pemanggilan KPK membuat sejumlah warga Jayapura kesal.

0 Komentar