Reaksi Keluarga Aipda Sofyan, Korban Tragedi Bom Bunuh Diri

Reaksi Keluarga Aipda Sofyan, Korban Tragedi Bom Bunuh Diri
Aipda Sofyan gugur dalam tugas saat tragedi bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar. Keluarga menyambut dengan histeris. (Nizar/Jabar Ekspres)
0 Komentar

sumedangekspres – Aipda Sofyan menjadi satu-satunya korban meninggal dunia dalam tragedi bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Rabu (7/12). Keluarga Aipda Sofyan nampak histeris saat jenazah tiba ketika hendak dishalatkan dan dibawa ke pemakaman daerah Sukahaji, Kecamatan Sukasari, Rabu (7/11). Diketahui, mendiang alami luka pada bagian leher. Tidak dapat terselamatkan.

Peristiwa ini lantas menyisakan luka yang mendalam bagi keluarga mendiang Aipda Sofyan. Korban wafat meninggalkan tiga orang anak laki-laki dan seorang istri. Setibanya di rumah duka, tangis histeris terdengar.

Semua merasa kehilangan, terlebih, sosok yang murah senyum itu merupakan orang baik. Kakak dari korban, Udin Mustofa memastikan hal tersebut. Bahwa mendiang ialah seorang baik dan bijaksana.

Baca Juga:Ini Sosok Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Menurut TetangganyaKlik! Kode Promo Gojek, GoRide, GoCar, Gosend dan GoFood Hari Ini Kamis 8 Desember 2022

“Baik dan ramah. Terus, (mendiang, red) suka bermusyawarah dengan tetangga,” tutur Mustofa di rumah duka, Kel. Sukawarna, Kecamatan Sukajadi, Rabu (7/11).

Lantas ketika mendengar kabar kematian sang adik, Mustofa mengalami shock. Terlebih, mendiang gugur disaat menjalankan tugasnya. Kebaikan tersebut pun, tak hanya dirasakan oleh keluarga dekat.

Sejumlah remaja berseragam SMA, turut mengiringi sesi pemandian dan solat jenazah. Mereka ialah teman dari anak almarhum yang berusia 17 tahun.

“(Mendiang) tidak memandang dengan siapa bicara. Saya kalau main ke rumahnya, kami ngobrol kayak ke teman saja,” ungkap Fauzan Fazri, seusai menyolatkan jenazah.

“Bageur (baik). Solat rajin pisan. Pernah sekali waktu, saat belum begitu saling kenal dekat. Pas itu ketemu. Dia yang membayarkan saya makan. Padahal saya mau bayar sendiri,” sambungnya.

Bahkan satu hari sebelum kejadian mengenaskan itu terjadi, mendiang hendak memberi bantuan kepada Fauzan. Namun, dirinya tak menyangka, obrolan dari sambungan telepon itu merupakan hari terakhir berbicara dengannya.

“Almarhum mengajak bertemu, mau membantu soal masalah kendaraan. Tapi sayangnya, saya tidak bisa. Ada tugas sekolah,” pungkasnya.

Baca Juga:Petani Milenial, Jadi Garda Terdepan Geliatkan PertanianDamkar Tanjungsari Bantu Lepas Cincin Anak 

Selepas upacara pemakaman polisi, serta Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolresta Bandung, Kombes Pol Aswin Cipayung. Petugas yang gugur itu, dibawa menuju pemakaman. Diiringi isak tangis dan hujan. (zar/jabarekspres)

0 Komentar