Secara umum, keberadaan situssitus tersebut mencerminkan perjalanan sejarah daerah setempat dari zaman Megalithikum (prasejarah) sampai dengan abad ke-19, secara berkesinambungan.
Data itu memiliki arti dan nilai penting untuk pendalaman pengkajian sejarah kuno Jawa Barat.
Keberadaan situs-situs berupa makam Islam juga merupakan data sejarah, bahwa pemukiman di daerah Jatigede boleh jadi muncul dan dari segi toponimi (asal-usul nama tempat), Darmaraja mengindikasikan
bahwa tempat itu pernah menjadi pusat kegiatan raja/kerajaan.
Baca Juga:Beredar Penangkapan Gibran Oleh KPK Apakah HoaksMitos Pembangunan Waduk Cirata
Berkembang sejalan dengan masuk dan berkembangnya agama Islam di wilayah Sumedang, termasuk Jatigede. Beberapa sumber sejarah Jawa Barat menginformasikan, bahwa agama Islam masuk ke daerah Sumedang melalui penyebaran dari Kerajaan Cirebon yang diperintah oleh Syarif Hidayatullah ( Sunan GunungJati ) .
Diduga perkembangan pemukiman dan agama Islam di daerah Jatigede, terutama terjadi setelah di wilayah Sumedang berdiri kerajaan, khususnya Kerajaan Sumedang Larang (1580 – 1620).
Di Situs Cipeueut, Desa Cipaku Kecamatan Darmaraja terdapat tiga buah makam kuno.
Masyarakat setempat percaya betul, bahwa ketiga makam itu masing-masing adalah makam Prabu Guru Aji Putih, makam Nyi Mas Ratu Inten (Nyi Mas Dewi Nawangwulan), dan makam Sanghiang Resi Agung.
Mereka adalah raja dan tokoh penting Kerajaan Tembong Agung, cikal-bakal Kerajaan Sumedang Larang. Seperti telah disebutkan, keberadaan Kerajaan Tembong Agung hanya diinformasikan dalam sumber tradisional.
Sampai saat ini belum ditemukan sumber sejarah akurat yang memuat informasi tentang Kerajaan Tembong Agung. Sebaliknya, informasi tentang eksistensi Kerajaan Sumedang nLarang termuat dalam beberapa sumber sejarah Jawa Barat, bahkan dalam dokumen kolonial Belanda. Pada Situs Astana Gede di Kecamatan Darmaraja dan Situs Curug Emas di Kecamatan Jatigede, terdapat makam dengan tokoh yang dimakamkannya disebut prabu.
Data itu menunjukkan bahwa kedua situs tersebut adalah tempat dipusarakannya raja, karena prabu adalah sebutan untuk raja.
Baca Juga:Kesenian Angklung Jenglung SumedangSejarah Kolonial Perlawanan Rakyat Nusantara Terhadap Portugis
Hal ini tentu berkaitan dengan informasi dari sumber tradisional, bahwa Darmaraja pernah menjadi pusat Kerajaan Tembong Agung.
Bila informasi itu benar, berarti kerajaan tersebut merupakan cikal-bakal Kerajaan Sumedang Larang. Keberadaan kerajaan yang disebut terakhir jelas dinyatakan dalam berbagai sumber