Air Waduk Jatigede Naik, Peternak Panik

Air Waduk Jatigede Naik, Peternak Panik
Air Waduk Jatigede Naik, Peternak Panik/pinterest@muhamad tony saputra
0 Komentar

sumedang, DARMARAJA – Sejumlah warga di sekitar daerah penyangga Waduk Jatigede mulai ketar-ketir dengan ketersediaan pakan ternak.

Pasalnya, area lahan kebun dan pesawahan di sekitar Waduk Jatigede, sekarang tergenang, akibat tingginya debit air.

Salah seorang peternak di Desa Tarunajaya Kecamatan Darmaraja, Juju menyebutkan, sudah satu minggu ini air waduk terus merangkak naik.

Baca Juga:PD Persis Mewisuda 36 Kader MubaligiDomino Topbos, Dapatkan Banyak Chip Higgs Domino Gratis Disini

Sementara kokasi yang biasa dijadikan tempat mencari rumput, saat ini sudah mulai tergenang.

“Kemarin-kemarin masih bisa mencari rumput di areal pesawahan, tapi saat ini sudah kembali tergenang air waduk, mungkin beberapa hari ke depan semua areal pesawahan bisa tergenang habis,” kata dia kepada Sumeks, baru-baru ini.

Saat areal pesawahan sudah tergenang, sambung Juju maka dia bersama para peternak lainnya harus mencari rumput ke kebun yang ada di dataran tinggi.

“Saat ini juga sudah mulai terasa sulitnya mencari rumput,” kata dia.

Kondisi seperti itu, tidak bisa dihindari, setiap tahunnya para peternak di wilayah tersebut merasakan bagi mana sulitnya mencari rumput.

Padahal, kata dia, memelihara ternak merupakan salah satu penunjang ekonomi meski untuk jangka panjang.

“Kalau di kampung pelihara ternak itu sudah jadi prioritas,” sebutnya.

Senada dikatakan peternak lainnya, Ahmad. Dia mengaku, saat ini memang belum ada solusi untuk mempermudah mencari rumput.

Baca Juga:Y2Mate: Download Lagu MP3 dari YouTube Gratis Tanpa Aplikasi 2023Yandex Ru, Yandex Eu, Yandex Blue, Yandex Browser Jepang, Download VPN Com Apk, Kelebihan, Kekurangan dan Apakah Aman Digunakan?

Hanya saja, warga yang punya ternak sering kali mendengar adanya cara yang efektip memelihara ternak domba atau sapi agar tidak terlalu membutuhkan pakan rumput yang banyak, yaitu dengan solusi permentasi.

Namun, sebagian besar masyarakat saat ini belum memahami bagaimana proses pembuatan permentasi tersebut.

“Kita sebenarnya belum paham untuk sistem permentasi, tentu harus ada tenaga ahli yang membingbing agar tidak berdampak buruk kepada ternak kami,” kata dia

Warga berharap, ada pelatihan cara membuat permentasi agar bisa meminimalisir kebutuhan rumput untuk pakan.

“Kalau permentasi sudah kita pahami, mungkin kita tidak akam setiap hari cari rumput,” katanya. (eri)

0 Komentar