Kisah Bahtera Nabi Nuh As

Sekilas Cerita Bahtera Nabi Nuh As
Sekilas Cerita Bahtera Nabi Nuh As/pinterest.net
0 Komentar

Akan tetapi, Allah menemukan satu manusia yang baik, yaitu Nuh, “seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya,” dan memutuskan bahwa ia akan melanjutkan garis keturunan manusia.

Allah menyuruh Nuh untuk membangun sebuah bahtera, dan membawa sertanya istrinya dan ketiga anak lelakinya Sem, Ham, dan Yafet, beserta istri mereka.

Selain itu, ia disuruh untuk membawa contoh dari semua binatang dan burung-burung di udara, jantan dan betina. Untuk menyediakan makanannya, ia diperintahkan membawa makanan dan menyimpannya di bahteranya.

Baca Juga:Sejarah Awal Negara IndonesiaSejarah Pramuka Berdiri Di Indonesia

Nuh dan keluarganya serta binatang-binatang itu masuk ke dalam Bahtera, dan “pada hari itulah terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit.

Dan turunlah hujan lebat meliputi bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya.” Banjir menutupi bahkan gunung-gunung yang tertinggi sekalipun hingga kedalamannya lebih dari 20 kaki, dan segala makhluk di muka Bumi pun mati.

Hanya Nuh dan mereka yang ada bersamanya di dalam Bahtera yang selamat dan hidup.

Setelah 150 hari, Bahtera akhirnya berhenti di gunung Ararat. Air terus menyurut, dan setelah sekitar 70 hari lagi puncak-puncak bukit pun muncul. Nuh melepaskan seekor burung gagak yang “terbang pulang pergi, sampai air itu menjadi kering dari atas bumi.

” Berikutnya, Nuh melepaskan seekor merpati, tetapi ia kembali karena tidak menemukan tempat untuk mendarat. Setelah tujuh hari lagi, Nuh kembali mengeluarkan burung merpati, dan burung itu kembali dengan sehelai daun zaitun di paruhnya, dan Nuh pun tahu bahwa air telah surut.

Nuh menunggu tujuh hari lagi dan mengeluarkan burung merpati itu sekali lagi. Kali ini burung itu tidak kembali. Lalu ia dan keluarganya serta semua binatang meninggalkan Bahtera, dan Nuh memberikan kurban kepada Allah.

Allah memutuskan bahwa Ia tidak akan mengutuki bumi lagi karena manusia, dan tidak akan pernah lagi menghancurkan semua kehidupan dengan cara seperti ini.

Baca Juga:Sejarah Pramuka Terbentuknya OrganisasiSejarah Nama Indonesia

Untuk mengingat janji ini, Allah menempatkan pelangi di awan-awan, sambil berkata, “Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup.

0 Komentar