Mitos Alun-Alun Yogyakarta

Sekilas mitos alun-alun yogyakarta 
Sekilas mitos alun-alun yogyakarta/@kratonjogja.twitter
0 Komentar

Letak Alun-alun Kidul yang berada di wilayah selatan Kraton Yogyakarta memudahkan wisatawan untuk berkunjung.

Anda hanya perlu menemukan Kraton Yogyakarta dan mengikuti jalan ke arah selatan, maka anda akan langsung menemukan alun-alun Selatan Yogyakarta.

Alun-alun Kaler (utara)

Sekilas mitos alun-alun yogyakarta  alun-alun Utara Kota Yogyakarta atau dalam bahasa Jawa sering disebut Alun-alun Lor merupakan areal tanah lapang yang berada di pusat Kota Yogyakarta.

Baca Juga:Sejarah Kerajaan Sumedang Larang, Berawal Dari Kerajaan Tembong AgungSejarah Kecamatan Rancakalong Sumedang

Disebut Alun-alun Utara atau lor karena lokasinya berada di utara Kraton Yogyakarta.

Kraton Yogyakarta memiliki dua alun-alun yakni yang berada di utara dan selatan Kraton.

keberadaan alun-alun dalam ruang lingkup kerajaan selalu dipertahankan sejak zaman Majapahit.

Alun-alun menjadi manifestasi ruang publik, menjadi bagian tak terpisahkan dari tata ruang ibu kota kerajaan. Konsep ini kemudian diadaptasi oleh kota-kota di Indonesia, di mana sebuah ruang terbuka disediakan tepat di depan pusat pemerintahan.

Alun-Alun Utara membentang seluas 300 x 300 meter persegi, seluruh permukaan Alun-alun Utara ditutup dengan kontur tanah berpasir lembut.

Di tengahnya berdiri dua buah pohon beringin kurung, yang menurut penjabaran di situs resmi Kraton Yogyakarta, kedua pohon beringin tersebut bernama Kiai Dewadaru dan Kiai Janadaru (yang sekarang bernama Kiai Wijayadaru).

Selain karena lokasinya yang berdekatan dengan Kraton dan objek wisata terkenal lainnya, alun-alun juga memiliki riwayat panjang dan makna filosofis bagi Kerajaan dan masyarakat Yogyakarta.

Baca Juga:Sejarah Kecamatan Cimanggung SumedangSejarah Kerajaan Sumedang Larang Sampai Sekarang

Dalam sejarah perkembangannya, Alun-alun utara mengalami berbagai perubahan, Pada masa lalu, Alun-Alun Utara dikelilingi oleh pagar batu bata dan selokan.

Air selokan ini dapat digunakan untuk menggenangi alun-alun saat dibutuhkan di antara pohon beringin yang berjajar, terdapat beberapa bangunan bernama Bangsal Pekapalan.

Selain itu, terdapat 62 pohon beringin mengelilingi Alun-Alun Utara, beserta dua beringin di tengah, total terdapat 64 pohon beringin.

Jumlah ini menggambarkan usia Nabi Muhammad SAW ketika beliau meninggal dalam perhitungan Jawa.

Alun-Alun yang membentang di muka Keraton Yogyakarta, bukanlah semata ruang terbuka untuk menampung segala akitivitas khas warga kota seperti yang terlihat saat ini.

0 Komentar