Menelisik Sejarah Taman Telur Sumedang

Menelisik Sejarah Taman Telur Sumedang
Menelisik Sejarah Taman Telur Sumedang
0 Komentar

sumedangekspres- Taman Telur, meruapakn salah satu taman yang berada di Kabupaten Sumedang, lokasi taman ini berada di tengah kota, serta banyak dilalalu kendaraan umum. Ada yang menarik nih dari Taman Telur ini. Sesuai namanya, Taman Telur memiliki tugu yang berbentuk satu buah telur yang sedang digenggam oleh tangan.

Tentu terdapat sejarah atau cerita menarik dibalik tugu berbentuk telur tersebut. Nah sebagai masyarakat yang sedang mengunjungi Sumedang, atau bahkan masyarakat Sumedang itu sendiri perlu mengetahui filosofi cerita dari tugu telur tersebut. Berikut sejarah Taman Telur.

Sejarah Taman Telur

Taman Endog (Taman Telur dalam bahasa indonesia) merupakan salah satu tempat yang dijadikan ruang terbuka hijau. Taman Endog berada di tengah-tengah kota Sumedang. Dinamakan Taman Endog karena di tengah taman terdapat bangunan tugu berbentuk telur raksasa. Dibawahnya terdapat dua buah tangan sebagai penyangganya. Taman Endog dibangun sekitar tahun 1990 oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang. Monumen Taman Endog berada dipertigaan jalan yang menuju kearah Kabuyutan Cipaku Darmaraja Sumedang.

Baca Juga:Menelusuri Tempat Wisata Sumedang dengan Bus Wisata TampomasTips Meredakan Gigi dalam 5 Menit

Dibangunya Monumen Telur berasal wawacan Endog Sapatalang.Wawacan Endog Sapatalang berisi tentang zaman penciptaan. Zaman penciptaan tertulis dalam buku Cipaku wawacan Endog Sapatalong (yang berarti Cerita Telur Satu Rangkayan), menurut Ki Wangsa buku itu menjelaskan tentang proses penciptaan alam Semesta, mulai dari Tuhan menciptakan dunia dari cahaya, membentuk asap tebal menggumpal sampai mengeras menjadi dunia. Kemudian dunia ibarat Telur yang pecah sebagian menjadi langit dan sebagian menjadi bumi, air nya disebut alam tirta, merahnya disebut alam Marcapada(yaitu alam dunia yang tampak), putih telurnya ibarat alam Mayapada (yaitu alam jin dan sejenisnya) selaput tipis pembungkus putih telur disebut alam wa’dah ghaib dan selaput paling tipis menempel ke kulit telur ibarat alam surya laya (atau alam Rahyang), dewa-dewi (alam malaikat versi islam), sedangkan telurnya ibarat alam hakekat yang tidak bisa diukur oleh akal pikiran manusia. Tuhan yang maha kuasa menciptakan alam semesta dari cahaya kemudian menjadi matahari, bulan, bintang, planet, galaxy dan dan yang lainnya. Setelah menciptakan alam semesta lalu menciptakan tumbuhan, hewan, dan manusia.proses penciptaan alam semesta ini menurut wawacan Endog sapatalang dilakukan dalam waktu 15 hari 15 malam.

0 Komentar