Semata agresi militer Belanda itu dalam suasana Menjelang magrib pasukan Belanda melihat di sepanjang jalur jalan terdapat deretan susunan batu kecil sebagai pagar pelindung di tepi jurang tampaknya jalur yang dimaksud adalah catat pangeran dari tepian jalan di mana Jembatan tersebut sudah hancur pasukan Belanda melihat tampak senapan mesin dan mesin milik TNI pada lereng perbukitan di atasnya yang sulit dicapai dalam kondisi ini dua kali menembakkan morfin dari arah pegunungan itu dan sejumlah ranjau darat meledak di antara konvoi pasukan Belanda.
Namun kedua tembakan wortel dari pihak TNI kemudian meledak diantara tebing pegunungan di Cadas Pangeran itu di tengah serangan tersebut pasukan Belanda langsung berupaya memperbaiki jembatan dan dua tempat lainnya dengan membuat jembatan darurat pihak Belanda segera mengarahkan bulldozer untuk menutup semua lembabkan perbaikan jalan dan jembatan bersangkutan memakan waktu selama 6 jam.
Sehingga pasukan Belanda mengalami keterlambatan jadwal perjalanan namun setelah itu pasukan Belanda melaju kembali melanjutkan perjalanan ke semutan pemirsa dalam buku Siliwangi dari masa ke masa pula disebutkan perhitungan Tentara Nasional Indonesia itu ternyata meleset dari semula memperkirakan bahwa pasukan Belanda perlu tiga hari memperbaiki kondisi jalan secara Pangeran ternyata hanya dalam sehari sudah beres menurut dextra pihak TNI.
Baca Juga:Galudra Prioritaskan Penurunan StuntingPA Sumedang Meminta Pemda Sosialisasikan Kadarkum
Tampaknya memiliki waktu yang cukup untuk menuruni sektor pertahanannya dari bukit untuk menghabisi konflik pasukan Belanda akhirnya pohon koi ratusan kendaraan truk dan kendaraan tempur Belanda itu kemudian lolos menuju ke Sumedang.
Arsip dari nasional artis Belanda yang menyebutkan saat pasukan Belanda memasuki perkebunan Cijeruk sekitar 25 Juli 1947 mendapati kondisi bagian tengah pabrik tes perkebunan jeruk telah lentur Selain itu ditemukan sejumlah besar kaleng untuk dibuat ranjau darat dan produksi granat kanan yang dimaksud dibuat oleh pihak TNI.
Ditemukan pula mesin bubut dan mesin lainnya yang diperlukan untuk memproduksi senjata api pemirsa inilah bekas pabrik senjata lainnya oleh TNI yang menggunakan salah satu bangunan di amplasmen perkebunan jeruk kondisinya Kini Tinggal puing namun terdapat Monumen bertuliskan riwayat bekas bangunan ini disebutkan pula bahwa akhir riwayat bangunan-bangunan yang klasemen perkebunan adalah karena dihancurkan oleh pihak TNI saat Belanda mulai melakukan Agresi Militer operasi produk pada 21 Juli 19