Yang seorang namanya Ranggasanten, putra dari Marajakastori dinamai Dirgahiang, putranya Mundingjaya tempatnya di Mandala. Yang seroang putranya Susunan Sinduparmana, yang kedua di Galuh, putranya Susunan Jaratna tempatnya di Cipinaha. Kitab Waruga Jagat
(8) Yang seorang putranya Raden Srigading tempatnya di Sukakarta. Yang seorang memperoleh Sang Mahawidara, tempatnya di Maja. Yang seorang Ratu Purbasakala dinamai Susunan Tambalayu. Maka berputra istri dinamai Ratu Gumilang, maka diberikankepada Santewanan Gunung Licin.
Maka berputra Susunan Malaya, tempatnya di Taraju. Yang seorang namanya Kian Santang, maka nikah dengan Ratu Mandapa, maka berputra wanita Emurhali bersuami Bimalarang putra dari Jampang ditempatkan di Nagara. Yang seorang putra Mundinglaya, yang lahir dari Arumganda Wayansari, maka berputra Susunan Cilöwih.
Baca Juga:Sistem Beribadah Sunda WiwitanAjaran Nenek Moyang Sunda Wiwitan
Ditempatkan di Kadungora, maka berputra tiga orang; Marajahiang Terusnabo tempatnya di Parakantiga, Amarajahiang Rajanabo ditempatkan di Kandangwesi, Marajahiang Lugajaya ditempatkan di Cidamar.
Adapun yang seorang putranya Susunan Rajanawung lahir dari Rajasari, dinamai Ratugala istrinya ketika mengandung, bertapa di matahari serta dengan Batari Resikputih, maka berputra dinamai Sang Dewaguruhaji, berputra Tajimalela.
(9) Tajimalela berputra Gösanhulun. Susunan Gösanhulun berputra Pangeran Sumedang, tempatnya di Sumedanglarang. Yang menyebabkan para putra Ratu Sunda bubar dari Pajajaran diusir oleh ayahnya, karena telah lengkap pengajaran Kian Santang sekembalinya dari Ka’bah Allah.
Putra itu teguh beriman kepada agama Islam tidak mengikuti sareat yang dianut oleh ayahnya dan kakeknya, karena itu diusir bubar ke Timur. Kian Santang diusir oleh ayahnya, karena panas Negara Pakuan. Kitab Waruga Jagat
Asalnya pergi ke negeri Campa adiknya dibawa yang bernama Sarikabunan, maka dinikahkan kepada Ratu Tuban …… Duta Samud cicitnya Ki Jatiswara, maka Pajajaran burak. Buraknya pada hari Selasa tanggal 14 bulan Sapar tahun Jim-Akhir.
Yang tertinggal dua orang putra, yang seorang bernama Pucukumun dan yang kedua dinamai Sekarmandapa. Pada waktu itu kalah Pajajaran, maka Pucukumun ditawan oleh Ratu dari Timur, sedangkan Ratu Mandapa melarikan diri ke Gunung Gede menuju Ajar Sukarasa, maka bertapa bersama ajar itu.