Selian itu terdapat juga struktur batu kali yang sudah tersebar akibat akar-akar pohon besar berusia tua yang diberi nama Buyut Ketug. Ada juga sebaran batu yang diberi nama Buyut
Cengkareng Kambing.
Setelah pemaparan tentang upaya pemertahanan kepercayaan pada masyarakat Talaga di Majalengka, maka diuraikan pula upaya pemertahanan kepercayaan pada masyarakat Nagoya di Jepang.
Sebagaimana diketahui bahwa masyarakat Jepang dikenal sebagai bangsa yang maju. Kemajuan yang diperoleh Jepang hampir melingkupi semua bidang yaitu teknologi, ilmu pengetahuan, budaya, alam, ekonomi, tata kota, dan etos kerja. Jepang juga mampu bersaing dengan negara-negara Eropa dan Amerika.
Baca Juga:Kebonjati Prioritaskan Perbaikan JalanSejarah Nusantara Jaman Hindia belanda
Sejalan dengan pencapaian tersebut masyarakat Jepang ternyata tidak mengenyampingkan tradisi mereka.
Masyarakat Jepang tetap memegang teguh prinsip dan ajaran dari leluhur yang dimanifestasikan dalam sikap, perilaku, dan kebiasaan seharihari. Satu diantara masyarakat Jepang
yang masih memegang teguh prinsip dan ajaran leluhur adalah masyarakat Nagoya.
Pada awalnya Nagoya dikenal sebagai pusat kerajinan keramik, barangbarang kerajinan pernis, katun dan penghasil serbuk mesiu sebelum nagoya menjadi pusat industri modern pada abad 19.
Kerajaan Talaga Majalengka Dan Nagoya Jepang Namun banyak tempat bersejarahnya hancur selama Perang Dunia II. Kini, Nagoya dibangun kembali sebagai pusat industri dan telah dikenal luas sebagai kota pelopor industri otomotif yang merupakan rumah pagi produsen otomotif Jepang seperti, Toyota, Suzuki, Mitsubishi dan Honda.
Sakarang ini Nagoya memiliki suasana modern, dengan ruas jalan lebar yang ramah kendaraan, segerombol pencakar langit di pusat kota, serta komunitas internasional yang terus berkembang berkat peluang pekerjaan.
Tak heran banyak pemandangan terkait industri dan teknologi di Nagoya, namun rumah petani beratap jerami serta ladang padi bertingkat juga mudah didapati, perpaduan antara unsur tradisional masa lampau dan zaman modern yang apik.
Selanjutnya, dalam daur kehidupan manusia, masyarakat Nagoya juga masih mempercayai hal-hal yang dianggap baik dan buruk.
Baca Juga:Mengenal Sanggar Batik Umimay, Pengrajin Batik Asli Khas SumedangTentang Khodam Yang Ada Di Diri Manusia
Sama seperti pada masyarakat Talaga, dalam hal pernikahan, masyarakat Nagoya, masih mempercayai penentuan tanggal baik dalam penyelenggaraan pernikahan.