Benarkah banyak calon Anggota Dewan (Legislatif) yang masih pergi ke dukun, kenapa?  

Benarkah banyak calon Anggota Dewan (Legislatif) yang masih pergi ke dukun, kenapa?  
Benarkah banyak calon Anggota Dewan (Legislatif) yang masih pergi ke dukun, kenapa? (istimewa/Tribunsumsel.com) 
0 Komentar

Sumedangekspres– Benarkah banyak calon Anggota Dewan (Legislatif) yang masih pergi ke dukun, kenapa?

Tahun 2023 – 2024 merupakan tahun Politik, pada bulan Mei 2023, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah membuka pendaftaran para calon anggota dewan perwakilan rakyat, baik itu tinggat kabupaten, provinsi maupun nasional. Dari beberapa sumber di sebutkan setiap partai mendaftarkan anggota dewan perwakilan rakyat kabupaten/ kota sebanyak 6 kader partainya untuk setiap wilayah pemilihan yang biasa di sebut dapil (daerah pemilihan).

Dengan banyaknya partai yang ikut menjadi peserta pemilu terdiri dari 18 partai nasional dan 6 partai local Aceh, 514 Kabupaten Kota, 34 Provinsi di Indonesia, dan tentunya terdiri dari ribuan dapil di kabupaten/ kota, menjadikan peluang terpilih para calon anggota dewan tersebut menjadi sangat kecil,

Baca Juga:8 Gaya hidup sehat supaya terhindar dari Diabetes6 Faktor pertimbangan memilih kendaraan listrik atau kendaraan bensin

Selain kekuatan system partai, kekuatan modal kampanye, dan kekuatan materil lainnya, ternyata masih banyak para calon anggota dewan yang mencari kekuatan immaterial dengan melakukan cara-cara yang irrasional, tidak hanya pergi silaturahim kepada para tokoh masyarakat, pemuka adat dan tokoh agama, ternyata banyak calon anggota dewan yang masih pergi ke dukun dan melakukan praktek-praktek perdukunan dengan memenuhi syarat dan persyaratan yang di minta oleh para juru kunci/ penyambung lidah/ kuncen, ….

Bener-bener segala cara!!??

Dengan fenomena umum tersebut, bisa di sebut bahwa tahun 2023 dan 2024 adalah tahunnya panen para dukun yang sebagian tidak mau di sebut sebagai “DUKUN” tapi ingin di sebut sebagai ahli supranatural atau“orang pintar’ …… pintar apanya ya..??!!

Kenapa masih banyak calon anggota dewan yang melakukan praktek perdukunan?

Padahal tidak sedikit dari mereka yang menggunakan bantuan dukun adalah jebolan sekolah tinggi dengan sederet gelar akademik menghiasi depan dan belakang namanya….

Tidak ada yang salah dengan sekolahnya, karena pelaku adalah oknum yang telah di butakan oleh ambisi dan target-target materil pribadinya…. baik itu di bebankan/ ditugaskan oleh partainya atau ambisi keluarga dan lingkungan terdekatnya….

Berikut, terdapat beberapa faktor yang mungkin menjelaskan mengapa beberapa calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat pergi ke dukun atau praktisi supranatural:

0 Komentar