3. Dokumentasikan insiden: Catat setiap insiden, termasuk tanggal, waktu, lokasi, dan saksi yang ada.
Gambarkan detail mengenai apa yang terjadi, perilaku atau komentar yang spesifik, dan dampaknya pada Anda.
Dokumentasi ini dapat menjadi penting jika Anda memutuskan untuk melaporkan pelecehan tersebut nantinya.
Baca Juga:Yang Membuat Kita Semangat Kerja Karena Hal Extrinsic MotivationMengenal USS DOWNTOWN Market yang Diadakan Di Surabaya
4. Cari dukungan: Sampaikan kepada teman, anggota keluarga, atau rekan kerja yang dapat memberikan dukungan emosional dan panduan.
Bicarakan pengalaman Anda dengan seseorang yang dapat memberikan nasihat atau membantu Anda dalam menghadapi situasi tersebut.
5. Laporkan pelecehan: Jika merasa aman dan nyaman melakukannya, laporkan pelecehan kepada otoritas yang berwenang di organisasi atau lembaga Anda.
Hal ini bisa berupa atasan, departemen sumber daya manusia, atau mekanisme pelaporan yang telah ditetapkan.
Ikuti prosedur pelaporan yang ada dan sertakan dokumen atau bukti yang Anda miliki.
6. Simpan bukti: Jika terdapat bukti fisik, seperti surel, pesan teks, atau gambar terkait pelecehan, pastikan untuk menyimpannya.
Ambil tangkapan layar, simpan surel, atau buat salinan dari materi yang relevan yang dapat mendukung kasus Anda.
Baca Juga:Tips Menghadapi Pasangan Cuek dan Labil Tidak Harus Menguras EnergiPenerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Cara Daftar UPI Sumedang dan Bandung
7. Konsultasikan dengan profesional: Jika pelecehan terus berlanjut atau meningkat, atau jika laporan Anda tidak ditangani dengan baik, pertimbangkan untuk mencari nasihat hukum dari seorang pengacara yang spesialis dalam hukum ketenagakerjaan atau kasus pelecehan seksual.
Mereka dapat membantu Anda memahami opsi hukum yang tersedia dan membimbing Anda dalam prosesnya.
Ingatlah, setiap situasi adalah unik, dan yang terpenting adalah menjaga keamanan dan kesejahteraan Anda.
Percayalah pada insting Anda dan lakukan apa yang terasa benar bagi Anda dalam menghadapi situasi tersebut.