sumedangekspres – Seorang pejabat senior mengatakan 2 rudal Rusia menghantam salah satu restoran di kota Kramatorsk, Ukraina timur pada hari Selasa, menewaskan sedikitnya 4 orang.
Saat ini, tim penyelamat tengah menyisir bangunan yang hancur untuk mencari korban lainnya.
Andriy Yermak, kepala pemerintahan Presiden Volodymyr Zelenskyy, mengatakan di Telegram bahwa rudal Rusia ini menyebabkan 42 orang terluka, termasuk seorang anak.
Baca Juga:PLN & Himbara Berkolaborasi Mudahkan Masyarakat Beli Motor Listrik Lewat AplikasiSyahnaz Disebut Manja oleh Keponakannya Rafathar, Netizen: Anak Kecil Aja Tau
Tim penyelamat bergegas masuk dan keluar dari restoran yang hancur saat penduduk berdiri di luar mengamati kerusakan akibat serangan. Kejadian ini terjadi tepat sebelum jam 8 malam waktu setempat.
Polisi dan tentara muncul dari gedung yang telah berubah menjadi puing-puing, sambil membawa tandu yang membawa seorang pria dengan celana dan sepatu bot militer.
Ia ditempatkan di ambulans, meski tidak diketahui pasti apakah ia masih hidup atau tidak. Dua pria berteriak dengan nada hiruk pikuk meminta tali penarik, lalu berlari kembali ke puing-puing.
“Saya lari ke sini setelah ledakan karena saya menyewa kafe di sini… Semuanya meledak di sana,” kata Valentyna, 64, kepada Reuters seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu, 28 Juni 2023.
“Tidak ada kaca, jendela, atau pintu yang tersisa. Yang saya lihat hanyalah kehancuran, ketakutan, dan kengerian. Ini adalah abad ke-21,” lanjutnya.
Kramatorsk adalah kota besar di sebelah barat garis depan di provinsi Donetsk dan kemungkinan tujuan utama dalam setiap kemajuan Rusia untuk bergerak ke barat untuk merebut seluruh wilayah.
Kota ini sering menjadi sasaran serangan Rusia, termasuk serangan di stasiun kereta kota, seperti pada April 2022 yang menewaskan 63 orang.
Baca Juga:Tol Cisumdawu Rampung, Airlangga: Sumedang Terlihat Makin Ramai dan Akan Menjadi Sumber Pertumbuhan EkonomiTasyi Athasyia Akan Spill Bukti Fitnah Ex Karyawannya dan Dalangnya, Netizen: Capek Banget
Rusia membantah menargetkan situs sipil dalam apa yang digambarkannya sebagai “operasi militer khusus” sejak menyerang tetangganya pada Februari 2022 lalu.