sumedangekspres – Perlawanan Rakyat Singaparna, sejarah Indonesia harus diketahui. Oleh karena itu, artikel berikut ini memuat informasi tentang Singaparna pemimpin perlawanan rakyat Jawa Barat melawan Jepang yang tidak boleh Anda lewatkan.
Simak ulasan lengkapnya di bawah ini agar tidak ketinggalan informasi penting!
Diketahui bahwa masa penjajahan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta.
Baca Juga:Beginilah Syarat dan Ketentuan Layanan Sambara!Tingkatkan Investasi, Gubernur Ridwan Kamil Jemput Bola ke Tiongkok
Masa pendudukan Jepang di Indonesia mencapai seluruh wilayah, termasuk Singapura. Namun, wilayah itu melawan. Jadi siapa pemimpin perlawanan?
Pimpinan Perlawanan Singaparna
Perlawanan masyarakat Singaparna di Jawa Barat terhadap Jepang dipimpin oleh KH Zainal Mustofa.
Pada tanggal 25 Februari 1944, penduduk Singapura memimpin gerakan perlawanan terhadap Jepang.
Ketika kekuasaan pertama kali berpindah dari Belanda ke Jepang, Jepang memaksa penduduk Singapura untuk melakukan seikerei, tradisi memuja dewa matahari setiap pagi dengan bersujud sebelum matahari terbit.
KH Zainal Mustafa, direktur pesantren di Singaparna, Tasikmalaya, menentang kebijakan tersebut karena tradisi seikerei bertentangan dengan ajaran Islam. Dia mencoba mencegah murid-muridnya dari menyekutukan Tuhan.
KH Zainal Mustafa mendorong murid-muridnya untuk memperkuat iman mereka dan juga mengajari mereka seni bela diri. Namun, Jepang menemukan persiapan KH Zainal Mustafa.
Pada tanggal 24 Februari 1944, utusan Jepang datang menangkap KH Zainal Mustafa. Namun berkat perlawanan rakyat dan murid-muridnya, Jepang kemudian tidak mengambil Zainal dan mundur ke Tasikmalaya.
Menghadapi upaya warga yang terus menentang kebijakan Jepang, militer Jepang memutuskan mengambil tindakan tegas. Tindakan tegasnya adalah pada tanggal 25 Februari 1944, tentara Jepang mengirimkan tentara untuk menyerang KH Zainal Mustafa dan rakyat Singapura.
Baca Juga:5 homestay di Sumedang, Sangat Nyaman Untuk Menginap Bareng Keluarga!Kebun Apel Sumedang: Pesona Tersembunyi di Balik Lensa Kamera
Perlawanan KH Zainal Mustafa terdiri dari sabotase, pemutusan saluran telepon dan pembebasan tahanan politik. Ia pun menantang murid-muridnya membuat bambu runcing dan parang untuk melawan Jepang.
Sayangnya, Singapura menderita kekalahan dalam pertempuran ini. Jepang juga menangkap penduduk Singaparna dan KH Zainal Mustafa dihukum mati.