Pelaksanaan IKM SMPN 7 Sumedang

SEMANGAT: Photo bersama Wakasek Kurikulum SMPN 7 Sumedang, Santy Nurmalasari MPd., bersama para siswa kelas VII pada kegiatan Pekan P5 di SMPN 7 Sumedang baru-baru ini.
SEMANGAT: Photo bersama Wakasek Kurikulum SMPN 7 Sumedang, Santy Nurmalasari MPd., bersama para siswa kelas VII pada kegiatan Pekan P5 di SMPN 7 Sumedang baru-baru ini.
0 Komentar

sumedangekspres-– SMPN 7 Sumedang mulai melaksanakan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) pada semester baru, yang sudah berjalan selama enam bulan di tahun ajaran 2023-2024. Hal ini disampaikan Kepala SMPN 7 Sumedang  Dr H Sutarman MPd, melalui Wakasek Kurikulum Santy Nurmalasari MPd., kepada Sumeks baru-baru ini.

Santy menuturkan, SMPN 7 Sumedang sudah masuk ke Mandiri berubah, untuk penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P 5).

“Sebelum menerapkan Kurikulum Merdeka Berubah ini, kami baru semacam melaksanakan pembelajaran projek. Ketika sudah memilih ke Mandiri Berubah, sekolah kami sudah mulai paham terkait kurikulum dari P5-nya itu sendiri,” ujarnya.

Baca Juga:Buruh Geruduk Disnakertrans, Tuntut Kenaikan Upah184 Hektare Sawah Mengering

Sehingga, lanjut Santy, selama kurang lebih sampai tengah semester, pihaknya sudah menjalankan P5 dengan tema “Bangunlah Jiwa Raganya, Stop Bullying Sayangi Temanmu”.

Santy menjelaskan, kegiatan mulai dilaksanakan Jumat (6/10) dan akan berakhir Kamis (11/10). SMPN 7 Sumedang kini sedang melaksanakan pekan P5, yang dilaksanakan setiap Minggu di hari Kamis untuk kelas VII.

“Untuk sekarang jeda tengah semester ini kami melaksanakan pekan P5, yang diikuti oleh semua tingkatan kelas 7, 8 dan 9. Jadi semua tingkatan mengikuti P5 ini,” ucapnya.

Santy menjelaskan, untuk pelaksanaan Kurikulum Merdeka di kelas, SMPN 7 Sumedang baru melaksanakanya di kelas 7 dan antusiasme dari guru-guru serta dari siswa sangat bagus.

“Dengan begitu pembelajaran berdiferensiasi pun mulai diterapkan di beberapa mata pelajaran,” jelas santy.

Menurut santy Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka Sama sama memiliki keunggulan.

“Sebetulnya baik itu Kurikulum 2013 ataupun Kurikulum Merdeka, semuanya memiliki keunggulan tetapi ketika Pemerintah menerapkan suatu Kurikulum baru pasti sudah menganalisis apa yang menjadi kekurangan dari kurikulum sebelumnya,” katanya.

Menurut Santy, dengan Kurikulum Merdeka bukan pembelajaran lagi per kelas, melainkan per fase di mana SMP itu masuknya ke fase D.

Baca Juga:Blusukan Untuk Tekan Laju InflasiPerbaikan Jalan, Dodi: Perhatikan UMKM Kecil

“Tidak ada istilah siswa itu tidak naik kelas jadi semuanya mengikuti sesuai dengan fase. Kemudian para siswa juga tidak dituntut untuk menyelesaikan kompetensi dasar di waktu yang tertentu. Jadi kalau misalkan ada siswa yang berkemampuan rendah mereka, tidak kita paksakan untuk menyelesaikan pada kompetensi semester itu harus beres. Para siswa masih diberikan waktu sampai fase itu berakhir,” lanjutnya.

0 Komentar