Pembangunan, Engkos: Jangan Langgar Adat

ISTIMEWA BENDUNGAN CIPANAS: Salah satu Gerbang menuju Bendungan Cipanas di Desa Cibuluh Kecamatan Ujungjaya
ISTIMEWA BENDUNGAN CIPANAS: Salah satu Gerbang menuju Bendungan Cipanas di Desa Cibuluh Kecamatan Ujungjaya
0 Komentar

sumedangekspres– Penamaan Bendungan Cipanas di Desa Cibuluh, Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang mendapatkan komplen dari warga. Pasalnya, warga menginginkan Bendungan tersebut bernama Bendungan Sanghyang.

Sesepuh Masyarakat Adat Ujungjaya, Engkos Kosasih mengatakan, masyarakat Kecamatan Ujungjaya dan Kecamatan Conggeang yang notabene merupakan Bendungan Cipanas, sepakat menginginkan Bendungan Cipanas bernama Bendungan Sanghyang

“Sebenarnya, dari dulu kami, masyarakat Kecamatan Ujungjaya dan Conggeang menginginkan Bendungan Cipanas itu bernama Bendungan Sanghyang,” jelas Engkos Kosasih kepada Sumeks, Rabu (11/10).

Baca Juga:Jadi Kawasan Industri, Ujungjaya Soroti SDM1.056 Warga Sukajaya Dapat Bantuan Beras

Dikatakan, masyarakat menginginkan penamaan Bendungan Sanghyang dengan alasan kuat, karena mengandung sejarah bagi masyarakat Sumedang.

Kata dia, nama Sanghyang sendiri merupakan salah satu tempat di wilayah Bendungan Cipanas. Selain itu, juga terdapat makam Buyut Sanghyang di wilayah tersebut.

“Insya Allah menurut penelitian, Makam Buyut Sanghyang sendiri tidak akan terendam,” jelasnya.

Diakui, pihaknya tidak mengetahui alasan pemerintah memberi nama Bendungan Cipanas. Namun, pihaknya memohon atas nama masyarakat, sesepuh dan inohong agar Bendungan Cipanas diberi nama Bendungan Sanghyang.

“Disini mengandung banyak sejarah, bahkan dahulu tempat ini merupakan tempatnya para ‘gegeden’ Sumedang mengambil ikan di Sungai Cipanas. Jadi itu alasan kami menginginkan nama Bendungan Cipanas menjadi Bendungan Sanghyang,” jelasnya.

Dikatakan, penamaan Bendungan Cipanas sebenarnya tidak disosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat. Hal itu sangat disayangkan oleh masyarakat adat.

“Dalam masyarakat adat ada istilah Adab dan Tatakrama terkait hal-hal positif. Kami ingin menghargai jasa para leluhur, bukan berarti dikaitkan dengan hal-hal mistis,” tutupnya. (bim)

 

0 Komentar