PENGARUH IMPLEMENTASI QRIS (QUICK RESPONSE CODE INDONESIAN STANDARD)

PENGARUH IMPLEMENTASI QRIS (QUICK RESPONSE CODE INDONESIAN STANDARD)
PENGARUH IMPLEMENTASI QRIS (QUICK RESPONSE CODE INDONESIAN STANDARD)
0 Komentar

PENGARUH IMPLEMENTASI QRIS (QUICK RESPONSE CODE INDONESIAN STANDARD)

TERHADAP PENINGKATAN PEMBAYARAN NON TUNAI USAHA MIKRO,KECIL DAN MENENGAH  DI KECAMATAN JATINANGOR

Sri Indah Hutasoit

Ilmu Administrasi Bisnis

Universitas Padjadjaran

Pendahuluan

QRIS merupakan inisiatif dari Pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan penetrasi pembayaran non tunai di seluruh negeri untuk mempermudah transaksi keuangan elektronik, mendorong inklusi keuangan, dan mengurangi penggunaan uang tunai. Dengan memindai kode QR, pelanggan dapat membayar secara instan tanpa perlu membawa uang tunai. QRIS juga dirancang untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). UMKM dapat menerima pembayaran non tunai dari pelanggan mereka dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan metode pembayaran tradisional seperti kartu kredit.QRIS telah diadopsi secara luas di seluruh Indonesia, termasuk di Kecamatan Jatinangor dan daerah-daerah lainnya. Hal ini membuatnya menjadi solusi yang relevan untuk meningkatkan efisiensi transaksi keuangan di tingkat lokal.

Pandemi COVID-19 telah mempercepat pergeseran menuju pembayaran non tunai karena mendorong upaya penghindaran kontak fisik. Oleh karena itu, memahami dampak pandemi ini terhadap UMKM di Kecamatan Jatinangor dalam menerima pembayaran non tunai juga merupakan bagian penting dari penelitian ini. Melalui penelitian ini, kita dapat mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana adopsi QRIS dan pembayaran non tunai secara umum dapat memengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan UMKM di Kecamatan Jatinangor, serta bagaimana mengatasi tantangan yang mungkin muncul dalam prosesnya. Penelitian ini dapat membantu menilai tingkat kesiapan dan peluang untuk mendidik UMKM tentang penggunaan QRIS. Adapun tujjuan penelitian implementasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) terhadap peningkatan pembayaran non tunai di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kecamatan Jatinangor mungkin dapat difokuskan sebagai berikut:

  • Menganalisis dampak penggunaan QRIS terhadap volume transaksi non tunai UMKM.
  • Menilai persepsi pemilik UMKM terhadap keuntungan dan tantangan dalam menggunakan QRIS.
  • Mengidentifikasi hambatan teknis, kebijakan, atau sosial dalam implementasi QRIS.
  • Mempelajari perbandingan antara UMKM yang menggunakan QRIS dan yang tidak dalam hal pertumbuhan usaha
0 Komentar