Namun, DBHCHT tidak hanya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi anggota kelompok tani.
Dana ini juga dialokasikan untuk mendukung fasilitas umum yang berhubungan dengan pertanian, seperti irigasi.
Dengan adanya beberapa titik irigasi di Tanjungsari, meskipun tidak secara langsung terkait dengan pertanian tembakau, petani di daerah tersebut dapat memanfaatkannya untuk pertanian sayuran dan sawah.
Baca Juga:Ketua Mahkamah Agung RI Resmikan Gedung PTSP PN SumedangPreservasi Naskah Kuno Sumedang: Digitalisasi dan Pelestarian Warisan Budaya
Tuti Ruswati, Penjabat Sekretaris Daerah Sumedang, menjelaskan bahwa DBHCHT tidak hanya bersifat sebagai bantuan tetapi juga sebagai insentif atau hukuman.
Jumlah rokok ilegal yang dibeli oleh masyarakat dapat memengaruhi alokasi dana untuk kelompok masyarakat tersebut.
Jika banyak rokok ilegal dibeli, kelompok masyarakat dapat mengalami pengurangan sarana dan prasarana sebagai hukuman.
Sejauh ini, DBHCHT juga telah memberikan kontribusi besar dalam pembangunan infrastruktur, terutama dalam pembangunan Jalan Usaha Tani.
Penyaluran dana ini dilakukan dengan kerjasama antara pemerintah daerah, tingkat pusat, dan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi.
Pembangunan jalan tersebut memiliki tujuan untuk memperlancar mobilitas pengangkutan hasil panen, memberikan dampak positif terhadap sektor pertanian, dan mendukung program Jalan Usaha Tani.
Pembangunan jalan-jalan seperti di kawasan Tomo, Sukasari, dan Tanjungsari menjadi prioritas untuk memastikan aksesibilitas dan kelancaran distribusi hasil panen.
Baca Juga:Gagal Panen di Sumedang: Petani Dapat Ganti Rugi 16,98 Ha Areal Tanaman Padi Melalui Program AUTPKeren! Sumedang Berhasil Turunkan Angka Pengangguran dan Kemiskinan yang Cukup Drastis!
Tuti Ruswati menambahkan, “Ya kita kerja sama dengan tingkat pusat, termasuk dengan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi untuk Jalan Usaha Tani.”
Dengan berbagai upaya ini, Pemerintah Kabupaten Sumedang berharap dapat meningkatkan kesejahteraan petani tembakau dan masyarakat secara keseluruhan.
Meskipun masih terdapat beberapa kendala dalam alokasi dan penyaluran bantuan, langkah-langkah ini menjadi langkah positif dalam mendukung pengembangan sektor pertanian, khususnya di bidang tembakau, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal.
Dalam konteks ini, Sumedang tidak hanya dikenal sebagai penghasil tembakau yang berkualitas, tetapi juga sebagai contoh bagaimana kontribusi sektor pertanian dapat memberikan dampak positif secara menyeluruh dalam pembangunan masyarakat.
Harapannya, model ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk mengoptimalkan potensi pertanian mereka demi kesejahteraan bersama.
Sehingga, Bantuan DBHCT menjadi pilar utama dalam menjalankan misi ini.