sumedangeskpres, BUAHDUA — Dua orang warga meregang nyawa akibat terkena sambaran petir, saat berteduh di sebuah saung sawah, Sabtu (9/12) sekitar pukul 14.00.
Peristiwa terjadi di sawah Blok Asem Dusun Babakan Desa Panyindangan Kecamatan Buahdua, Sumedang.
Kepala Desa Panyindangan, Didi saat dikonfirmasi Sumeks membenarkan adanya dua warga yang terkena sambaran petir. Keduanya tersambar saat berada di saung sawah untuk berteduh dan menghindari petir.
Baca Juga:Mabuk, Pemotor Hantam Pohon Mahoni, Dua Orang TewasTak Terima Ditegur, Pria Lakukan Aksi Brutal
“Kedua orang korban tersebut berada di sawah saat hendak persiapan traktor besok, Minggu (10/12). Saat berada di sawah, hujan terjadi dan kedua korban berteduh serta menghindari petir yang terjadi saat itu,” ujar Didi.
Namun, kata dia, naas saat berteduh kedua korban terkena sambaran petir. Keduanya meninggal di saung tersebut.
Dijelaskan, korban pertama bernama Iyan asal Blok Kebon Bandara Kecamatan Gantar Kabupaten Indramayu. Sementara, korban kedua bernama Jajang, merupakan warga Desa Gendereh Kecamatan Buahdua.
“Untuk korban Iyan dibawa ke Kebon Bandara Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu oleh keluarganya. Sedangkan, korban Jajang dibawa ke Dusun Dangdeur Desa Panyindangan, Kecamatan Buahdua karena kebetulan ibunya merupakan warga Dusun Dangdeur,” jelasnya.
Berdasarkan keterangan video berdurasi 45 detik yang diterima Sumeks, tampak kedua korban sambaran petir tergeletak di saung. Tampak pula Kepala Desa Panyindangan Didi bersama anggota Polsek Buahdua berada di lokasi.
Narasi video menyebutkan, kedua korban meninggal tersambar petir saat mentraktor sawah.
“Innalilahi wainnailaihi rojiun. Telah meninggal dunia di Desa Panyindangan dua orang. Kedua korban sedang mentraktor sawah,” jelasnya.
Baca Juga:Awas Tindak Pidana Politik UangDistribusi Logistik Perlu Pengawasan Ekstra
Sementara, berdasarkan keterangan saksi yang juga warga setempat menyebutkan dirinya bertiga berada di saung tersebut. Namun, posisi dia sudah duduk bersila di saung. Sedangkan, dua orang korban kakinya masih berada di tanah (‘Ngarumbay’).
“Pas petir berbunyi, keduanya langsung ‘ngadayagdag’. Saya berusaha menahan kedua korban agar tidak terbentur ke tiang,” jelasnya. (bim)