sumedangekspres – Dalam suatu kejadian kontroversial di Yogyakarta, baliho berukuran besar bergambar Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali muncul di kawasan Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Yogyakarta pada Jumat, 15 Desember 2023.
Baliho berukuran 4×3 meter tersebut mirip dengan desain baliho Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) yang mengkritik Jokowi dan dipasang pada Jumat, 8 Desember 2023 lalu.
Baliho baru ini bertuliskan ‘BEM UGM (Badan Etik Mahasiswa UGM) Present: Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Membanggakan (Presiden Pertama dari UGM)’.
Baca Juga:95 BPR di Indonesia Hilang, Kok Bisa?Dulu Pengekspor Gula Terbesar di Dunia, Kini Indonesia Jadi Importir Terbesar
Sebagai respons terhadap baliho BEM KM UGM yang menominasikan Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan, BEM UGM menyampaikan kegelisahan mereka dengan menggelar aksi “PENYERAHAN NOMINASI: Alumnus UGM Paling Membanggakan Kepada Presiden.”
Meskipun undangan aksi tersebut menyebutkan nama Feri Cadang sebagai Ketua BEM UGM, Feri sendiri mengaku sudah menarik diri dari aksi tersebut.
Dia menyatakan keresahannya terhadap pernyataan Ketua BEM KM UGM, Gielbran M. Noor, tetapi menemukan alasan pribadi untuk tidak berpartisipasi dalam aksi tersebut.
Aksi tersebut dijadwalkan kemarin pada pukul 14.00 WIB di kawasan bundaran UGM.
Namun, hingga pukul 16.00 WIB lebih, aksi tersebut tidak kunjung terlaksana dan lokasi terpantau sepi.
Baliho tersebut baru terpasang menjelang waktu maghrib.
Gielbran M. Noor, Ketua BEM KM UGM, mengklaim bahwa aksi baliho ‘nominasi paling membanggakan’ tidak ada kaitannya dengan BEM KM UGM dan menyatakan bahwa BEM UGM bukanlah unit kegiatan mahasiswa.
Dia menanggapi kemunculan baliho BEM UGM dengan sikap normatif, membebaskan setiap orang untuk berpendapat.
Baca Juga:Jokowi Pindah ke PAN, Zulhas: Udah Gak yang Lama, Ribut TerusDidoakan Amanah, Cak Imin Bertemu Abuya Muhyiddin Sumedang di Nabawi
Sementara itu, munculnya baliho ini menjadi bagian dari dinamika kontroversial di lingkungan kampus UGM.
Meskipun aksi tersebut awalnya direncanakan sebagai bentuk tanggapan terhadap baliho BEM KM UGM, perbedaan pendapat dan ketidaksepakatan di antara mahasiswa menjadi jelas, bahkan dengan penarikan diri salah satu tokohnya, Feri Cadang.
Kontroversi ini mencerminkan perbedaan pandangan di kalangan mahasiswa UGM terkait Presiden Joko Widodo dan menunjukkan bahwa isu-isu politik masih menjadi perbincangan hangat di lingkungan kampus tersebut.
Dinamika tersebut juga menggambarkan pentingnya dialog dan penghormatan terhadap berbagai pandangan di dalam masyarakat akademis.