Jembatan Cilutung Segera Rampung

TANGKAPAN LAYAR PERMUDAH: Jembatan Cilutung yang menghubungkan Desa Kadu Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang memiliki panjang 80 meter dan lebar 6 meter.
TANGKAPAN LAYAR PERMUDAH: Jembatan Cilutung yang menghubungkan Desa Kadu Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang memiliki panjang 80 meter dan lebar 6 meter.
0 Komentar

sumedangekspres, JATIGEDE – Jembatan Cilutung yang merupakan penghubung Desa Kadu, Kecamatan Jatigede dengan Desa Sidamukti, Majalengka segera rampung. Warga berharap dengan adanya jembatan tersebut pemasaran berbagai produk pertanian dari Desa Kadu tak lagi tersendat transportasi.

Diketahui, pembangunan Jembatan Cilutung sendiri dimulai sejak Agustus 2023. Saat ini progresnya sudah 99 persen dan ditargetkan rampung sepenuhnya pada akhir tahun.

“Alhamdulilah, setelah tiga kali kami usulka akhirnya Jembatan Cilutung ini bisa terealisasi dan berdiri dengan kokoh, menghubungkan antara Kabupaten Sumedang dengan Kabupaten Majalengka,” kata Herman.

Baca Juga:Motor Wartawan Raib Digondol MalingMemasuki Musim Hujan Selokan Dibersihkan

Jembatan Cilutung ini merupakan jembatan permanen yang memiliki panjang 80 meter dan lebar 6 meter. Dengan adanya jembatan permanen bisa memudahkan arus transportasi, sehingga berdampak pada meningkatnya ekonomi masyarakat.

“Anggaran untuk jembatan ini Rp19,9 milyar dari Pemprov Jabar. Manfaatnya sangat luar biasa bagi Majalengka dan Sumedang yang sedang tumbuh, karena dengan jembatan ini Sumedang dan Majalengka akan maju,” imbuhnya.

Pemkab Sumedang dan Pemkab Majalengka, kata Herman, berkolaborasi untuk memajukan kawasan Desa Kadu Kecamatan Jatigede dan Desa Sidamukti Kecamatan Majalengka.

“Kawasan ini sangat luar biasa potensinya, ada mangga Gedong Gincu, ada tembakau, ada pariwisata, gula aren dan sebagainya,” imbuhnya.

Sementara itu, seorang petani Gedong Gincu Desa Kadu, Yayat, (38) mengatakan, selama ini untuk mengangkut hasil panen hanya menggunakan kendaraan roda dua dan menyebrang melewati jembatan gantung yang hanya bisa dilintasi satu motor. Dengan adanya jembatan permanen hasil panen bisa lebih mudah diangkut.

“Dari kebun diangkut pakai motor, mobilnya nunggu di sebrang. Kalau sekarang ongkos jadi lebih murah karena mobil bisa masuk. Jadi sekali angkut bisa banyak,” ujar Yayat. (bim)

0 Komentar