Kisah Pemuda Ciamis Yang Sukses Berbisnis Ternak Kura-kura Brasil

Kisah Pemuda Ciamis Yang Sukses Berbisnis Ternak Kura-kura Brasil
Kisah Pemuda Ciamis Yang Sukses Berbisnis Ternak Kura-kura Brasil(istimewa)
0 Komentar

sumedangekspres – Kisah Pemuda Ciamis Yang Sukses Berbisnis Ternak Kura-kura Brasil

Reynaldi Anggiswara (28) pemuda asal Dusun Citapen, Desa Sukamaju, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis. Ia merupakan lulusan jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Galuh Ciamis.

Reynaldi mengambil peluang dengan berbisnis kura-kura Brasil di daerahnya. Karena menurutnya kura-kura Brasil (slider) adalah jenis kura-kura yang paling banyak diminati.

Pemuda Ciamis yang sukses berbisnis ternak kura-kura Brasil itu berhasil meraup cuan jutaan rupiah. Peternakan kura-kura di Ciamis masih tergolong jarang. Oleh karena itu, Reynaldi mencoba untuk beternak kura-kura dengan memanfaatkan halaman rumahnya.

Baca Juga:Tubuh Keren Jason Momoa untuk Film Aquaman and the Lost KingdomHari Jadi Persib Bandung Berubah, Bobotoh Wajib Tahu Ini!

Reynaldi sendiri memulai bisnis budi daya kura-kura Brasil sejak pandemi Covid-19 melanda. Reynaldi mengungkapkan ketertarikannya pada bisnis kura-kura Brasil karena permintaan yang tinggi di Ciamis. Dengan belajar secara mandiri melalui internet karena memiliki pengetahuan dasar, dia menemukan bahwa jumlah peternaknya masih terbatas, sehingga melihat hal ini sebagai peluang bagi dirinya.

Pemuda Ciamis yang sukses berbisnis ternak kura-kura Brasil Reynaldi memulai usahanya dengan modal Rp 500 ribu untuk membeli 10 ekor induk kura-kura, terdiri dari 3 jantan dan 7 betina. Seiring berjalannya waktu, dia berhasil meningkatkan jumlahnya menjadi 150 induk. Kura-kura yang dijualnya adalah kura-kura dengan ukuran kecil dengan harga Rp 25 ribu per ekor kepada pengecer.

Setiap bulan, Reynaldi berhasil menjual lebih dari 50 ekor anak kura-kura Brazil, dengan omzet sekitar Rp 2 juta. Selain fokus pada keuntungan, dia terus meningkatkan jumlah induknya sebagai investasi masa depan, dengan harapan mendapatkan hasil panen yang lebih besar di kemudian hari mengingat kura-kura Brazil memiliki umur hingga 20 tahun.

“Dalam pemasaran lokal di Ciamis, Banjar, dan Tasikmalaya, sebagian besar dilakukan secara konvensional melalui pengecer yang menjual kembali dengan harga pasar sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu per ekor. Sedangkan dalam pemasaran online, kura-kura dikirim ke daerah Lumajang, Klaten, dan Surabaya,” jelasnya.

“Dari setiap penjualan, keuntungan bersihnya sekitar Rp 1 juta. Seekor induk bisa menghasilkan telur sebanyak 20-30 butir, dan butuh waktu 2 bulan untuk menetas. Tingkat kematian kura-kura ini sekitar 20 persen,” paparnya. Selain itu, Reynaldi juga sering mengikuti pemasaran kura-kura Brasil di beberapa event di Ciamis, termasuk di Pasar BMX yang diadakan seminggu sekali dengan nama Wars Turtle.

0 Komentar