sumedangekspres – Strategi Kolaboratif dan Inovatif Pemkab Sumedang Dalam Penurunan Stunting.
Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang, Tuti Ruswati, kembali menyampaikan prestasi Pemkab Sumedang dalam menangani stunting melalui pendanaan kolaboratif.
Tuti menyebutkan bahwa pada tahun 2018, Pemkab Sumedang menghadapi tantangan tingginya prevalensi stunting, mencapai 32,2%.
Kemudian, Sumedang ditetapkan sebagai salah satu dari 100 kabupaten/kota prioritas untuk menurunkan angka stunting.
Baca Juga:Seorang Pria Tewas Gegara Open BO Tidak Bayar, Dikeroyok Massa di BekasiGamer Indonesia Buat Candi Borobudur di Minecraft, Habiskan Waktu 100 Jam
Melalui pendanaan kolaboratif dan inovasi digital, angka stunting berhasil turun drastis menjadi 7,89% pada tahun 2023.
Menurut Tuti, langkah-langkah penurunan stunting melibatkan inovasi dan kolaborasi dengan menerapkan konsep Pentahelix, yaitu kerjasama lintas sektor dan pihak dari akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media, dikenal sebagai ABCGM.
“Terkait dengan ini, kami bekerja sama dengan Telkomsel untuk membangun sistem informasi pencegahan stunting terintegrasi (e-SIMPATI). Telkomsel memberikan bantuan smartphone yang sudah dilengkapi aplikasi Simpati. Mereka juga menyumbangkan dana CSR selama tiga tahun, memberikan smartphone, dan pulsa gratis selama tiga bulan,” ungkap Tuti saat berbicara dalam Indonesia Health Partners Meeting Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 18 Desember 2023 lalu di Bali.
Aplikasi Simpati tersebut bertujuan untuk mempermudah tugas kader posyandu di lapangan.
Para kader Posyandu di Sumedang mendapatkan bantuan smartphone dengan aplikasi Simpati yang memungkinkan Dinas Kesehatan untuk menganalisis dan memberikan rekomendasi dalam mengatasi stunting di tiap kecamatan dan desa.
“Tahun 2023, aplikasi SIMPATI dikembangkan lebih lanjut dengan memperkenalkan aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Remaja Putri dan Ibu Hamil (SINURMI) melalui kolaborasi dengan Indosat dan Alita. Aplikasi SINURMI ini terkoneksi dengan smartwatch yang digunakan oleh ibu hamil untuk memantau kesehatan selama kehamilan,” tambahnya.
Tuti menyatakan bahwa meskipun dihadapkan pada keterbatasan sumber daya manusia dan dana, Sumedang tetap berinovasi.
Baca Juga:Baliho Prabowo-Gibran di Pos Polisi Mojokerto, Polisi Bilang BeginiTren Makan Tahu Goreng Panas Viral di TikTok, Apakah Berbahaya?
Kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan telah membantu mencapai target pembangunan secara positif dan signifikan.
Perlu dicatat bahwa Indonesia Health Partners Meeting Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 18 Desember 2023 di Bali diadakan untuk menunjukkan akuntabilitas komitmen Kemenkes terhadap dana hibah yang diberikan, dengan harapan memberikan manfaat maksimal bagi program kesehatan di Indonesia dan memastikan kepercayaan dari pihak donor dan masyarakat internasional.