Pasien RSUD Trauma Gempa Susulan, Gubenur Pastikan Bangunan Rumah Sakit Aman

PANTAU: Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin didampingi Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman, saat memantau tenda rumah sakit di halaman RSUD Sumedang, kemarin.
PANTAU: Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin didampingi Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman, saat memantau tenda rumah sakit di halaman RSUD Sumedang, kemarin.
0 Komentar

sumedangekspres, KOTA – Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan, gedung RSUD Sumedang telah diassesment Kementerian PUPR. Disimpulkan, Gedung RSUD ini tetap layak dan aman untuk digunakan.

Sementara, berdasarkan update aplikasi Sitabah pada Rabu (3/1), jumlah kerusakan rumah total akibat gempa bumi di Kabupaten Sumedang yaitu sebanyak 1136. Diantaranya 876 mengalami rusak ringan, 136 rusak sedang dan 124 rusak berat.

“Tapi ini belum diverifikasi, artinya rumah-rumah itu baru dicatat dan akan disesuaikan dengan standar. Kalau rusak berat sesuai dengan Cianjur akan mendapatkan bantuan Rp 60 juta, rusak sedang Rp 30 juta dan rusak ringan Rp 15 juta,” jelasnya kepada awak media.

Baca Juga:Kerjasama Ringankan Dampak Bencana GempaKapolda Akui Turunkan 500 Personil Tangani Bencana

Berdasarkan pantauan Sumeks,
di halaman RSUD Sumedang sendiri kini terdapat tenda rumah sakit yang berfungsi melakukan operasi. Bantuan tersebut diberikan oleh Kementerian Kesehatan RI paska terjadinya gempa bumi di Kabupaten Sumedang.

Pj Gubernur mengatakan, Kepala Dinas Kesehatan dan Dirut RSUD Sumedang sudah meminta bantuan berupa tenda rumah sakit.

“Ini direspon dengan cepat oleh Kementerian Kesehatan, sehingga kini ada tenda rumah sakit di RSUD Sumedang,” ujarnya.

Diakui, terkait sumber terjadinya gempa bumi di Kabupaten Sumedang masih menunggu dari pendalaman oleh BMKG.

“Jadi kita jangan dulu menyimpulkan apapun. Namun, BMKG tetap meminta masyarakat tetap waspada,” tutupnya.

Sementara itu, Yanti (35) salah seorang keluarga pasien RSUD Sumedang, mengaku masih trauma dengan kejadian gempa bumi yang berturut-turut selama dua hari.

“Saya saja takut, apalagi ibu saya (Pasien, red) yang saat itu sedang diinfus,” katanya menuturkan.

Baca Juga:Pasca Gempa Susulan, 38 Pasien Masih Tinggal di TendaRatusan Santri Penghafal Qur’an Diwisuda

Meskipun sekarang sudah dipindahkan ke ruangan, namun dia mengaku merasa lebih tenang jika ibunya dirawat di dalam tenda lapangan.

“Tetap saja waswas, takut gempa susulan terulang lagi,” sebutnya.

Tapi karena semuanya sudah pindah ruangan, kata Yanti, dia ikuti saja petunjuk dari petugas.

“Kita mah bagaimana baiknya saja, mudah-mudahan tidak terjadi gempa lagi,” katanya.(bim)

0 Komentar