Sesar Aktif Mengintai Sumedang Mudah-Mudahan Tidak Senasib dengan Palu

Sesar Aktif Mengintai Sumedang Mudah-Mudahan Tidak Senasib dengan Palu
Sesar Aktif Mengintai Sumedang Mudah-Mudahan Tidak Senasib dengan Palu(ist/@daryonobmkg)
0 Komentar

sumedangekspres – Sesar Aktif Mengintai Sumedang Mudah-Mudahan Tidak Senasib dengan Palu, Dalam sorotan baru-baru ini, Kota Sumedang rupanya tidak sendirian dalam nasibnya yang diwarnai oleh keberadaan sesar aktif.

Sesar Aktif Mengintai Sumedang

Daryono, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, mengungkapkan fakta mengejutkan tentang Sesar Sumedang yang tengah aktif melintasi kota ini.

Sebelumnya, pada 31 Desember 2023, BMKG telah menemukan keberadaan sesar aktif ini, yang disebut sebagai Sesar Sumedang. Gempa yang terjadi pada akhir tahun lalu itu mengejutkan banyak pihak, menyadarkan akan risiko yang mengintai kota-kota yang dilintasi oleh sesar aktif.

Baca Juga:Breaking News: Kementerian PUPR Selesaikan Bendungan Cipanas Sumedang, Menteri Basuki Hadimuljono Berikan Sinyal Hebat!5 Daerah Terjauh, Daerah Terjauh 42 Km untuk ke Bagian Kota Sumedang

Daryono menjelaskan bahwa Sumedang tidak sendirian dalam nasibnya, dengan beberapa kota lain di Indonesia juga berbagi keadaan yang serupa.

Misalnya, Palu yang dilintasi oleh Sesar Palu-Koro, Sorong dengan Sesar Sorong, Aceh dengan Sesar Aceh, Gorontalo dengan Sesar Gorontalo, Semarang dengan Sesar Semarang, dan Lembang dengan Sesar Lembang.

“Nama sesar aktif merujuk pada tempat yang berisiko, memberikan muatan pesan kesiapsiagaan dan edukasi mitigasi gempa bumi bagi masyarakat setempat,” kata Daryono dalam sebuah webinar.

Beliau juga menyinggung fakta bahwa gempa Sumedang pada akhir tahun 2023 diduga merupakan perulangan gempa yang terjadi pada 14 Agustus 1955.

Daryono memperingatkan agar masyarakat tidak melupakan sejarah gempa dan memahami konsep return period dalam seismologi, yang menyatakan bahwa gempa yang pernah terjadi di suatu tempat, suatu saat akan terjadi lagi.

Daryono menekankan pentingnya mempelajari sejarah gempa di daerah masing-masing, karena ketidaktahuan terhadap sejarah gempa masa lalu bisa mengakibatkan ketidaksiapan menghadapi bencana serupa di masa mendatang.

Gempa Sumedang, menurut Daryono, memberikan pesan yang jelas mengenai pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi yang mungkin akan kembali terulang di masa mendatang.

Baca Juga:Wisata Sumedang Melejit Rekor 1,5 Juta Pengunjung di 2023, Kolaborasi Seni dan Kuliner Jadi Kunci SuksesPemkab Sumedang Kerjasama Dengan PMI Provinsi Jabar, Gelar Pelantikan Dewan Kehormatan dan Pengurus PMI Sumedang 2023-2028

Aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan menjadi pemicu gempa ini, mirip dengan kejadian-kejadian sebelumnya seperti gempa Solok M 5,3 (2019), gempa Ambon M 6,5 (2019), gempa Laut Flores M 7,4 (2021), gempa Ampana Sulawesi Tengah M 6,5 (2021), dan gempa Cianjur M 5,6 (2022).

Sebagai warga Sumedang, penting bagi kita semua untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan pengetahuan terkait mitigasi gempa bumi.

0 Komentar