sumedangekspres – Penurunan berat badan dan olahraga telah lama dianggap sebagai pendekatan utama dalam mengobati sleep apnea, sebuah gangguan tidur yang serius dengan gejala seperti mendengkur keras dan henti napas saat tidur.
Namun, sebuah studi baru telah menyoroti peran diet individu dalam mengurangi risiko sleep apnea.
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang ditandai oleh gangguan pernapasan yang menyebabkan henti napas berulang saat tidur, mengakibatkan penurunan asupan oksigen ke otak dan tubuh.
Baca Juga:Pj Gubernur Jawa Barat sedang Mencari Solusi Bagi yang Terdampak Puting BeliungSelain Enak, Ternyata Mengkonsumsi Kimchi juga Baik untuk Kesehatan Kulit Loh!
Studi yang diterbitkan dalam jurnal ERJ Open Research menunjukkan bahwa diet nabati yang sehat, kaya akan sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan, dapat mengurangi risiko sleep apnea.
Peserta yang mengonsumsi diet semacam itu memiliki kemungkinan 19 persen lebih rendah untuk mengalami sleep apnea dibandingkan dengan mereka yang memiliki pola makan tidak sehat.
Diet nabati mencakup berbagai jenis, termasuk:
1. Flexitarian (semi-vegetarian)
Mengurangi konsumsi daging tanpa sepenuhnya menghilangkannya.
2. Peskatarian
Mengonsumsi ikan dan makanan laut, tetapi tidak daging.
3. Ovo-vegetarian
Mengonsumsi telur tetapi tidak produk hewani lainnya.
4. Lakto-vegetarian
Mengonsumsi produk susu tetapi tidak daging atau telur.
5. Vegetarian (vegetarian lakto-ovo)
Mengonsumsi produk susu dan telur tetapi tidak daging.
6. Vegan
Tidak mengonsumsi produk hewani sama sekali.
Memilih salah satu dari pola makan ini dapat membantu mengurangi risiko sleep apnea, dengan fokus pada asupan nutrisi yang seimbang dan kaya akan serat, vitamin, dan mineral.