Jembatan Akses ke Sekolah Terputus, Orangtua Gendong Anaknya Melewati Sungai

TANGKAPAN LAYAR WASWAS: Seorang warga saat menyenerangkan seorang anak yang bersekolah di SDN Neglasari dengan
TANGKAPAN LAYAR WASWAS: Seorang warga saat menyenerangkan seorang anak yang bersekolah di SDN Neglasari dengan cara digendong, kemarin.
0 Komentar

sumedangekspres, CONGGEANG – Siswa-siswi SDN Neglasari yang berasal dari Dusun Neglasari Desa Babakanasem, Kecamatan Conggeang harus kerepotan menyeberang, saat pergi dan pulang sekolah. Pasalnya, jembatan darurat kembali hancur diterjang air Sungai Cianda.

Diketahui, jembatan tersebut dibuat karang taruna setempat, untuk jalur penghubung wilayah Dusun Neglasari-Babakanasem.

Sebelumnya, jembatan darurat yang dibuat Pemdes Babakanasem bersama masyarakat juga diterjang air sungai Cianda yang meluap pada Minggu (11/2).

Baca Juga:BMKG Serahkan Dokumen Gempa dan Penamaan Sesar SumedangRatusan Pelajar Ikut Seleksi Calon Paskibraka

“Warga menyeberangkan anaknya  sekolah SDN Neglasari. Warga tersebut membawa anaknya menyeberangkan siswa dengan cara digendong,” ujar salah satu warga Neglasari Desa Babakanasem, Ahri.

Dia mengatakan, jika para siswa SD yang rumahnya di lingkungan Neglasari setiap hari pergi dan pulang sekolah terpaksa menyebrangi sungai.

“Para siswa, apabila menyeberangi sungai selalu didampingi orang tua. Karena, volume air sungai di musim hujan sekarang ini cukup tinggi,” ujar Ahri, Senin (26/2).

Dikatakan, apabila hujan turun otomatis air sungai meluap. Karena itu, tidak bisa disebrangi dan para siswa pun terpaksa tidak masuk sekolah.

Sebut dia, bila memaksakan masuk sekolah para siswa harus mutar arah jalan yang jaraknya cukup jauh. Melalui Banas Banten, Kendal dan Peueung dengan jarak sekitar 3 kilometer. 

“Mendingan kalau orang tuanya punya kendaraan, bila tidak punya sepeda motor terpaksa harus naik ojek dengan ongkos sekitar 20 ribu. Jadi, kalau pulang pergi 40 ribu,” jelas Ahri.

Ahri beserta tokoh masyarakat setempat berharap, pemerintah segera kembali membangun jembatan. Agar, transportasi bisa berjalan normal dan warga tak kesulitan saat menyebrangi sungai.

Baca Juga:TNI Bantu Warga Terdampak Puting Beliung

Sementara itu, Kepala Desa Babakanasem, Emid Koswara merasa prihatin dengan kondisi tersebut. Dirinya telah berusaha melaporkan keadaan itu kepada BBWS Cimanuk Cisanggarung di Cirebon untuk normalisasi Sungai Cianda. 

“Namun, hingga kini belum ada tanggapan. Kami pun pasrah dengan keadaan tersebut,” jelasnya.

Dikatakan, untuk sementara agar para siswa dapat menyeberang ke sekolah, Karang Taruna Desa Babakanasem membuat jembatan darurat kembali. 

“Saya salut dengan kreatifitas para pemuda,” tegasnya.

Dia berharap jembatan permanen segera dibangun. Agar, para siswa dapat menyeberang untuk bersekolah.

0 Komentar