Sebuah Studi Baru Menunjukkan Bahwa Melakukan Intermitten Fasting Meningkatkan Kadar Asam Arakidonat

Sebuah Studi Baru Menunjukkan Bahwa Melakukan Intermitten Fasting Meningkatkan Kadar Asam Arakidonat
Sebuah Studi Baru Menunjukkan Bahwa Melakukan Intermitten Fasting Meningkatkan Kadar Asam Arakidonat(onlyyouqj)
0 Komentar

sumedangekspres – Sebuah Studi Baru Menunjukkan Bahwa Melakukan Intermitten Fasting Meningkatkan Kadar Asam Arakidonat, Intermitten Fasting, atau sering disebut sebagai istilah “trending” dalam dunia diet dan gaya hidup sehat, kembali mendapat sorotan atas manfaat kesehatannya yang terbukti dalam sebuah penelitian baru-baru ini. 

Tidak hanya sebagai metode efektif untuk menurunkan berat badan, Intermitten Fasting kini juga diakui karena kemampuannya mengurangi peradangan berbahaya dalam tubuh, menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Cambridge.

Mengapa Intermitten Fasting Bermanfaat?

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, apa itu Intermitten Fasting dan mengapa hal ini begitu populer? Nah, mari kita bahas lebih lanjut.

Baca Juga:Apakah Puasa Intermiten atau Intermitten Fasting Aman untuk Wanita Hamil atau Menyusui?Sehat Tapi Santai, Inilah Puasa Intermiten, Bagaimana Cara Kerja Intermiten Fasting?

Intermitten Fasting adalah pola makan yang melibatkan siklus antara waktu makan dan waktu puasa. Ini bisa berarti membatasi periode waktu makan dalam sehari, misalnya hanya makan dalam jendela waktu delapan jam, dan berpuasa selama 16 jam yang tersisa. Atau mungkin mengambil satu atau dua hari dalam seminggu untuk berpuasa sepenuhnya.

Konsepnya cukup sederhana, memberikan waktu bagi tubuh untuk beristirahat dari proses pencernaan dan memungkinkan untuk pemulihan.

Kenapa hal ini menarik begitu banyak perhatian? Nah, inilah bagian menariknya.

Para ilmuwan percaya bahwa pola makan manusia modern yang terus-menerus, tanpa jeda, tidak selaras dengan kebutuhan alami tubuh kita. 

Kita mungkin terbiasa dengan pola makan yang sering dan berlimpah, tetapi tubuh kita mungkin tidak.

Penelitian telah menunjukkan bahwa pola makan yang berlebihan, khususnya pola makan Barat yang kaya akan kalori, dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, mulai dari obesitas hingga diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Mengapa? Karena makanan yang berlimpah dapat memicu peradangan kronis dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius.

Baca Juga:Diagnosis Gagal Ginjal, Penyebab dan Gejelanya Terlihat Dari Beberapa TestGejala Gagal Ginjal, Jauhi Gula, Dekati Pola Hidup Sehat

Nah, di sinilah Intermitten Fasting masuk. Dengan memberikan jeda dalam waktu makan, kita memberi kesempatan bagi tubuh kita untuk melakukan perbaikan dan pemeliharaan. Dan penelitian terbaru dari Universitas Cambridge memberikan dukungan lebih lanjut untuk klaim ini.

Dalam studi mereka, para ilmuwan mengamati 21 sukarelawan yang berpartisipasi dalam puasa selama 24 jam.

0 Komentar