sumedangekspres – Puluhan rusa hidup sehat di Penakaran Rusa Tahura Ir H Djuanda. Mereka tinggal di lingkungan alami dan mendapatkan suplai makanan melimpah dari Tahura.
Petugas Divisi MMP UPTD Tahura Ir H Djuanda, Rodiana, menjelaskan bahwa total ada 27 ekor rusa yang saat ini hidup di penakaran tersebut. Rinciannya, terdapat 6 ekor rusa jantan, 18 ekor rusa betina. “Lalu ada 3 ekor yang masih belum diketahui kelaminnya, masih kecil,” ujarnya.
Penakaran tersebut memiliki luas sekitar 200 meter persegi. Permukaan tanahnya tidak semuanya datar, tetapi ada bagian yang meninggi. Masih sangat alami, karena rumput liar masih tumbuh di penakaran tersebut. Bahkan, di salah satu titik, rumputnya sengaja dibiarkan tumbuh lebat. “Biasanya saat ada rusa yang akan melahirkan, mereka bersembunyi di rerumputan itu. Setelah anak rusa itu bisa berjalan, baru dibawa ke bawah oleh induknya,” tambah Rodiana.
Baca Juga:Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Mewisuda 2.128 Lulusan Pada Gelombang II tahun 2024PPDB Tahun ini Lebih Baik dan Tertib, Tuturnya Sekda Jabar
Kawasan penakaran tetap dipagar dengan kawat untuk menjaga rusa-rusa tetap di dalam dan mengantisipasi ancaman dari binatang buas di luar penakaran. Kalau malam sering ada babi hutan, meski bukan predator tapi mengganggu kenyamanan juga, ujar Rodiana.
Pengelola juga menyediakan area sekitar 10 kali 10 meter di sisi pinggir penakaran. Tempat ini bisa digunakan pengunjung untuk mendekati rusa. Mereka dapat berinteraksi dan memberi makan rusa secara langsung.
Rodiana menjelaskan bahwa penakaran rusa dimulai pembangunannya sejak tahun 2010. Pada tahun 2012, datanglah 8 ekor rusa ke penakaran tersebut. Populasi mereka berkembang dari 8 ekor menjadi 27 ekor seperti yang ada saat ini.
“Tidak ada penambahan, jadi mereka berkembang biak,” jelasnya. Baru-baru ini, terdapat 3 ekor rusa yang masih termasuk kategori anak. Oleh karena itu, mereka belum teridentifikasi kelaminnya. Ada 2 ekor yang berusia sekitar 2 bulan dan 1 ekor berusia sekitar satu bulan.
“Sengaja kami tidak mengidentifikasi kelamin mereka terlebih dahulu, karena kadang-kadang jika tersentuh manusia, induknya tidak mau menyusui,” tambahnya. Rodiana melanjutkan bahwa rusa-rusa di penakaran juga mendapatkan suplai makanan dari kawasan Tahura. Makanan utama mereka adalah daun-daunan atau rerumputan yang banyak tumbuh di kawasan Tahura. “Untuk makanannya, tinggal mereka menggigit, banyak di Tahura. Lalu ditambah dengan konsentrat,” jelasnya.(*)