sumedangekspres – KOTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang terus melakukan sosialisasi terkait mitigasi bencana ke sekolah-sekolah. Program yang dilakukan yaitu Sistem Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Hal tersebut disampaikan, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang Atang Sutarno kepada Sumeks, Senin (22/7).
“Kita terus melakukan secara gencar terkait SPAB ke sekolah-sekolah di Kabupaten Sumedang. Baik tingkat SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi,” katanya.
Baca Juga:Kunjungan Wisatawan Gunung Kunci MenurunPemdes Cikole Gencarkan Sosialisasi dan Aktivasi IKD
Dia mengatakan, hal tersebut penting dilakukan dalam rangka mempersiapkan dan mensiagakan ketangguhan anak-anak bangsa untuk menghadapi bencana yang mungkin akan terjadi di Kabupaten Sumedang.
“Kepada mereka itu, siswa-siswi maupun mahasiswa, kita berikan materi terkait materi mitigasi atau pencegahan dan kesiapan siagaan menghadapi bencana. Kemudian, mereka juga diberikan materi tentang simulasi jika terjadi bencana,” ujarnya.
“Apa saja, bagaimana dan harus berbuat apa yang harus mereka lakukan jika di sekolah, rumah atau lingkungan mereka terjadi bencana,” imbuhnya.
Atang mengatakan, pihaknya juga memberikan materi antisipasi, mitigasi/pencegahan sebelum terjadi bencana dengan menjaga lingkungan dan sebagainya.
“Khusus anak-anak sekolah kita berikan pengertian secara rinci terkait kegiatan proses penyelamatan jika terjadi bencana. Itu yang lebih ditekankan kepada mereka dan bagaimana cara menyayangi alam agar bencana tidak terjadi atau dapat dikuranginya resiko dari bencana yang ada di daerahnya,” paparnya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan sekolah atau lembaga-lembaga lain untuk melakukan kerjasama atau MoU terkait mitigasi bencana yang ada di sekolah maupun di lembaga. Itu dilakukan di seluruh sekolah.
“Sampai saat ini pada tingkat SMP dan SMK mungkin sudah diatas 80 persen. Dan, ini kita tidak akan berhenti jika sudah 100 persen pun. Karena, terkait pada mitigasi bencana bukan pada target sudah semuanya dilakukan di setiap sekolah, tetapi memberikan pengertian/mengingatkan kepada mereka bahwa bencana tidak akan pernah berhenti. Kami pun akan terus melakukan pembelajaran kepada mereka dikarenakan sekolah tetap berputar, siswa-siswi akan keluar dan ada yang baru masuk,” jelasnya.