sumedangekspres – Baca Manga Online Classroom of the Elite Vol. 1 Indo Part 6 Hal 101-150 Ko Kelas D Bisa Jadi Kelas Terburuk? Dalam sebuah sekolah bergengsi, pembagian kelas sering kali dilakukan berdasarkan prestasi akademik siswa.
Di sinilah Horikita dan teman-temannya menemukan diri mereka dalam situasi yang kurang menyenangkan.
Kelas mereka, yang kini dikenal sebagai Kelas D, dianggap sebagai kelompok yang terburuk di antara semua kelas yang ada.
Baca Juga:Baca Manga Online Classroom of the Elite Vol. 1 Indo Hal 101-150 Part 5 Sistem Poin di Sekolah EliteBaca Manga Online Classroom of the Elite Vol. 1 Indo Hal 101-150 Part 4 Hari Upacara Masuk di Sekolah Elite
Baca Manga Online Classroom of the Elite Vol. 1 Indo Part 5
Ini bukanlah hasil yang menguntungkan, terutama bagi Horikita yang memiliki reputasi sebagai siswa yang cerdas dan berprestasi tinggi.
Penempatan ini seolah-olah menandakan bahwa mereka adalah produk cacat dari sistem pendidikan tersebut.
Horikita, dengan sikap biasanya yang tenang, kini merasakan ketegangan yang luar biasa.
Pembagian kelas yang dipandangnya sebagai langkah strategis untuk mengelompokkan siswa pintar dengan yang pintar, serta yang kurang mampu dengan yang serupa, ternyata tidak sesuai harapan.
Horikita merasa sangat terkejut dengan cara pembagian ini, yang seolah-olah memotong harapannya untuk berada di kelas yang lebih unggul.
Chiyabashira-sensei, guru mereka, memberikan tepuk tangan yang terasa tidak tulus kepada Kelas D.
“Kalian adalah kelas pertama yang kehilangan semua poin di bulan pertama.
Baca Juga:Baca Manga Online Classroom of the Elite Vol. 1 Indo Part3 Hal 101-150 Seluruh Kelas Kebingungan Tentang PoinBaca Manga Online Classroom of the Elite Vol. 1 Indo Hal 101-150 Part 2 Pengalaman Pertama di Sekolah Elit
Namun, aku memujimu karena hidup kalian yang boros hingga saat ini. Itu memang hal yang patut dipuji,” katanya dengan nada sinis.
Perkataan tersebut mengindikasikan bahwa Kelas D tidak hanya gagal dalam akumulasi poin, tetapi juga menunjukkan kebiasaan hidup yang tidak efisien.
Mendapatkan titik nol pada sistem poin bukanlah hal yang mematikan secara harfiah, karena siswa masih bisa menggunakan asrama dan mendapatkan makanan gratis di kafetaria.
Namun, untuk banyak siswa, menjalani kehidupan dengan standar minimal tersebut merupakan hal yang sangat berat.
Terutama bagi mereka yang terbiasa dengan kemewahan dan kenyamanan.
Salah satu siswa, Sudou, menendang meja dengan marah dan mengungkapkan kekhawatirannya tentang kemungkinan olok-olok dari kelas lain.