sumedangekspres, PALEMBANG – Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah yang begitu luas. Hal ini yang menjadi tantangan dalam proses pembangunan daerah, di mana banyak kawasan yang masih belum tersentuh infrastruktur yang memadai.
Hal ini juga yang bisa dijumpai kala berkunjung ke Desa Lubuk Dalam, Kecamatan Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Bagi masyarakat perkotaan yang terbiasa dimanjakan dengan infrastruktur memadai untuk mobilitas sehari-hari, mungkin akan terkejut melihat kondisi wilayah desa yang memiliki luas wilayah sekitar 800 meter persegi tersebut.
Menurut Kepala Desa Lubuk Dalam, Ridwan, wilayah desa kebanyakan berupa rawa-rawa. Selain itu, untuk akses keluar masuk desa harus melintasi sungai cukup besar yang tidak bisa dilewati begitu saja.
Baca Juga:Herman Suryatman: Oktober, Mangga Gedong Gincu Ekspor Perdana ke JepangBeri Keistimewaan, BRI Hadirkan Program Spesial MDR 0% Bagi Merchant
Ia menjelaskan bahwa mayoritas masyarakat Desa Lubuk Dalam melakukan aktivitas ekonomi sebagai petani, nelayan, dan berkebun. Lokasi geografisnya sendiri sebenarnya tidak terlalu jauh, namun memerlukan perahu getek untuk akses keluar masuk desa, misalnya ketika akan ke desa induk, ke pasar, atau anak-anak pergi ke sekolah.
Ridwan bertutur bahwa dulunya desa ini masih memiliki jembatan yang jadi andalan untuk akses warga. Sayangnya, jembatan tersebut sudah roboh sejak 10 tahun lalu karena saat air sungai meluap bisa jadi tinggi dan membuat jembatan tersebut lambat laun lapuk dan roboh.
Ia melanjutkan bahwa kondisi geografis Desa Lubuk Dalam sendiri dilintasi sungai yang memiliki 2 cabang. Hal inilah yang menyulitkan akses masyarakat saat akan melakukan mobilitas sehari-hari, sehingga kehadiran jembatan menjadi infrastruktur yang sangat diperlukan di desa tersebut.
Beruntung, kini masyarakat Desa Lubuk Dalam sudah bisa melakukan mobilitas sehari-hari dengan lebih mudah berkat pembangunan jembatan gantung yang hadir dari program BRI Peduli. Jembatan ini tercatat memiliki panjang 70 meter dan lebar 1,2 meter.
“Cerita awalnya itu ada salah satu guru SD kami yang memiliki rekan relawan dari BRI Peduli. Setelah itu, dari BRI datang melakukan survei ke Desa Lubuk Dalam ini. Setelah itu, nggak lama kemudian datanglah pengawas dan tim-tim yang bilang mau membantu untuk buat jembatan. Kemudian terjadilah diskusi di mana posisi yang bagus untuk membangun jembatan. Nggak lama setelah itu datanglah tim yang bekerja untuk membuat jembatan tersebut,” ungkap Ridwan.