Untuk mengantisipasi bencana banjir, warga Desa Sindulang secara rutin melakukan kegiatan konservasi lingkungan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah penanaman pohon di sepanjang bantaran Sungai Citarik, yang bertujuan untuk mengurangi risiko erosi dan menjaga keseimbangan ekosistem sungai.
“Penanaman pohon adalah upaya kami untuk mencegah terjadinya bencana alam. Selain itu, kami juga kerap membersihkan sampah di aliran sungai agar tidak menyumbat aliran air,” jelas Ujang.
Sementara warga Desa Sindulang lebih mengkhawatirkan banjir, ancaman kekeringan justru menjadi masalah yang lebih mungkin dirasakan oleh desa-desa di bagian bawah aliran Sungai Citarik, seperti Desa Tegalmanggung dan Desa Cimanggung. Dengan pengambilan air permukaan dari hulu sungai, pasokan air untuk irigasi dan kebutuhan rumah tangga di desa-desa tersebut bisa terganggu.
Baca Juga:Desa Tegalmanggung Gelar MusrenbangDes Tahun 2025Aktivasi IKD di Desa Sukadana Capai 100 Persen
Masyarakat berharap, selain menolak rencana pengambilan air, pemerintah daerah juga lebih proaktif dalam mendukung program konservasi lingkungan di sepanjang aliran Sungai Citarik. Upaya seperti reboisasi dan pembersihan sungai perlu terus dilakukan secara berkelanjutan agar masalah banjir dan kekeringan bisa diminimalisasi.
Pemerintah dan pihak pengelola TPPAS Legok Nangka diharapkan mencari solusi lain yang tidak merugikan warga sekitar selain itu agar dilakukan kajian lebih mendalam mengenai dampak lingkungan jangka panjang. Menurutnya, solusi pengelolaan sampah harus memperhatikan keseimbangan ekosistem dan kepentingan masyarakat setempat. (kos)