sumedangekspres, CIMANGGUNG – Anggota DPRD Kabupaten Sumedang bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang melakukan pemantauan di lokasi rawan longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, tepatnya di Perumahan SBG.
Kunjungan tersebut dihadiri oleh anggota DPRD Sumedang, dr. Iwan Nugraha dari Fraksi PKS dan Elah Karmilah dari Fraksi PPP, serta Kepala BPBD Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno. Sabtu 7 Desember 2024.
Menurut Atang Sutarno, pihaknya telah memasang 11 alat peringatan dini atau Early Warning System (EWS) di lokasi tersebut bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Baca Juga:Polisi Ajak Warga Cihanjuang Manfaatkan Perkarangan RumahRevitalisasi Lahan Tidak Produktif Dorong Ketahanan Pangan di Sindanggalih
“EWS bekerja dengan mendeteksi jarak keretakan tanah untuk menentukan potensi longsor. Jika kondisi bahaya terdeteksi, alat ini akan mengirimkan sinyal hingga sirine berbunyi sebagai peringatan dini,” ungkap Atang.
Selain sirine, sinyal peringatan juga dapat dikirimkan langsung ke ponsel warga, memberikan notifikasi lebih cepat dan efektif.
Secara keseluruhan, Kabupaten Sumedang telah memiliki 27 alat EWS yang tersebar di berbagai wilayah rawan longsor, termasuk Cadas Pangeran, Sumedang Selatan, Citengah, Cimalaka, sekitar Tol Cisumdawu, dan Kecamatan Jatigede. Total alat yang direncanakan mencapai 40 unit, namun hingga kini baru 27 yang terpasang.
Pemasangan alat ini melibatkan kerja sama dengan berbagai lembaga berkompeten, seperti Badan Geologi, BRIN, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Selain itu, BMKG juga telah memasang alat deteksi gempa dan memantau ketinggian air di 12 titik sungai strategis, termasuk Sungai Cikeruh, Sungai Citengah, dan sepanjang Sungai Cimanuk.
Anggota DPRD, dr. Iwan Nugraha, menegaskan bahwa langkah-langkah mitigasi bencana telah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Sumedang sejak bencana longsor tahun 2021 yang merenggut nyawa 41 orang.
“Pemasangan EWS menjadi salah satu langkah signifikan. Selain itu, kami juga mengupayakan penghijauan dengan menanam pohon keras untuk membantu menahan air dan memperkokoh struktur tanah,” jelasnya.
Baca Juga:Rutilahu Bantu Warga Miskin Renovasi Rumah di Desa MargalaksanaSAR Jabar Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
Sementara itu, Elah Karmilah menambahkan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar untuk meminimalisasi risiko bencana.
“Kita harus bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan, salah satunya dengan tidak merusak vegetasi di area rawan longsor,” ujarnya.