sumedangekspres, KOTA – Fauzi Rizki Hakim Nasution, yang akrab disapa Cuok, adalah seorang influencer asal Sumedang yang memiliki kisah inspiratif dalam perjalanan kariernya. Nama “Cuok” berasal dari plesetan “Ucok,” nama yang populer saat itu, untuk memudahkan pencarian di media sosial.
“Awalnya, nama Ucok terlalu banyak. Saya ingin nama yang unik, jadi saya plesetkan menjadi Cuok agar mudah ditemukan di pencarian,” ujar Cuok kepada Sumeks, kemarin.
Nama ini juga lahir dari ejekan teman-temannya ketika bermain PUBG, karena kemampuan bermainnya dianggap kurang baik.
Baca Juga:Kelompok Wanita Tani Kenanga Desa Sukamukti Dukung Ketahanan PanganDewan Pendidikan Sumedang Turut Berkontribusi dalam Pembangunan Manusia
“Mereka sering meledek saya ‘Ucok, mainnya jelek banget!’ Dari situ, nama itu melekat, dan saya ubah jadi identitas media sosial,” tambahnya sambil tersenyum.
Sejak SMP, Cuok sudah tertarik menjadi konten kreator, terutama setelah mendapatkan ponsel Android di kelas 3 SMP. Ia mulai mengikuti beberapa akun besar seperti Indovidgram Indonesia dan kreator seperti Kevin Anggara dan Aulion.
“Mereka bikin konten yang lucu, menarik, dan relatable banget sama kehidupan SMP. Itu bikin saya kepikiran, ‘Kayaknya saya juga bisa coba bikin seperti ini,’” ungkap Cuok.
Konten mereka yang lucu dan relevan dengan kehidupan SMP membuat Cuok terinspirasi untuk mencoba membuat video sendiri. Namun, saat itu, keterbatasan ide dan kemampuan editing membuat kontennya tidak berkembang.
“Saya bikin video bareng teman-teman, tapi hasilnya nggak naik. Mungkin memang masih kurang pengalaman,” katanya.
Memasuki masa SMA, ia mencoba peruntungan di YouTube dengan membuat video berdurasi panjang, namun hasilnya juga kurang memuaskan. Ia sempat mencoba branding di Twitter, namun menemukan bahwa membangun audiens di platform tersebut sangat sulit.
“Dulu saya pikir bikin kata-kata di Twitter itu mudah viral. Ternyata susah banget! Branding di sana jauh lebih menantang,” kata Cuok.
Baca Juga:Diduga Tak Kantongi Izin, AMX Sumedang Hentikan Proyek PerumahanPohon Tumbang Timpa Pengendara Motor di Pamulihan, Bocah Meregang Nyawa, Tiga Lainnya Luka-Luka
Kesempatan lain muncul ketika seorang guru seni budaya mengajaknya bekerja sama membuat konten selama enam bulan.
“Guru saya percaya sama saya. Dia tahu saya punya kemampuan editing dan konsep, jadi kami bikin musik dan konten bareng,” kenangnya.