sumedangekspres – Pakar tata kota Nirwono Joga mengungkapkan tentang beberapa fakto penyebab banjir di Bekasi.
Salah satunya adalah pengalihan fungsi daerah tangkapan air menjadi pemukiman.
“Dulu daerah ini adalah wilayah resapan alami. Sekarang, saat kali Bekasi meluap, air tak punya tempat lain selain masuk ke pemukiman,” paparnya kepada awak media pada Jumat (7/3).
Nirwono juga mengungkapkan jika alih fungsi lahan di wilayah hulu, termasuk Puncak, menjadi salah satu faktor banjir di Kota Bekasi.
Baca Juga:Aji Mungpung, Warga Berbondong-bondong Pungut Telur Dari Mobil Pikap yang Alami KecelakaanFans Solo Leveling Berikan Berbagai Tanggapan Tentang Perbedaan Design Beru si Raja Semut di Anime dan Manhwa
Puncak yang dulu merupakan kawasan hutan lindung kini dihuni oleh beberapa vila serta tempat wisata sehingga hal ini berdampak pada kurangnya daya serap air pada wilayah tersebut.
“Tanpa perubahan signifikan, banjir di Bekasi akan tererus terulang, baik dalam siklus lima tahunan maupun tahunan,” imbuhnya.
Pembangunan vila dan tempat wisata di Wilayah Puncak mengakibatkan air meluap ke Kali Ciliwung, Pasanggrahan, dan Kali Bekasi saat hujan turun dengan deras.
Maka untuk mengurangi dampak banjir, Nirwono mengusulkan beberapa penanggulangan, diantaranya pemulihan hutan lindung, pembangunan waduk, pembuatan kolam untuk mengatur aliran air, serta relokasi penduduk ke apartemen agar daerah yang terdampak dapat diubah menjadi wilayah tangkapan air.
Saat ini pejabat kota diharapkan untuk segera terlibat dalam diskusi dengan warga untuk menemukan solusi jangka panjang agar bisa meminimalkan resiko banjir di Kota Bekasi.
Artikel ini telah terbit di Disway dengan judul Pengamat Sebut Tidak Adanya Penyerapan Air Membuat Bekasi Kebanjiran