Bupati Dony Nobar Film Lyora, Inspirasi di balik Kisah Nyata

Bupati Dony Nobar Film Lyora, Inspirasi di balik Kisah Nyata
Bupati Dony Nobar Film Lyora, Inspirasi di balik Kisah Nyata
0 Komentar

sumedangekspes- Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir didampingi Wakil Bupati Sumedang, M Fajar Aldila, unsur Forkopimda, Sekretaris Daerah Tuti Ruswati dan Pejabat Eselon II menonton bareng (Nobar) Film Lyora di Bioskop Asia Plaza Sumedang, Jumat (8/8/2025).

Film garapan rumah produksi Paragon Pictures dan Entertainment berjudul “Lyora: Penantian Buah Hati” tersebut mengangkat kisah perjuangan Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid bersama sang suami, Noer Fajrieansyah, menanti kehadiran sang buah hati.

Bupati Dony Ahmad Munir setelah menyaksilan film Lyora menyebutkan, film yang diangkat dari kisah nyata itu menurutnya sangat menginspirasi.

Baca Juga:Bupati Dony Ajak Bersyukur atas Nikmat AllahAnak-anak LKP RPN Modeling School Tampil Memukau

“Kalau kita punya keinginan, pasti selalu ada harapan dan kita ikhtiarkan secara bersama-sama,” ucap Dony.

Menurutnya, hal yang terpenting adalah saling menguatkan diantara pasangan untuk mencapai harapan tersebut.

“Dreams Come True mimpi terwujud, harapan terwujud karena kekuatan, kekompakan, kebersamaan. Nilai-nilai dari orang tua yang terus memotivasi siapa pun anaknya. Walau sudah besar, tetap motivasi orang tua sangat kuat,” kata Dony.

Dony berharap film Lyora bisa memberikan inspirasi bagi masyarakat Indonesia, khususnya para pasangan suami dan istri, bahwa selalu ada harapan selama diikhtiarkan secara maksimal dan saling menguatkan.

“Tentunya bagi kita semua setelah menonton ini akan terus mengejar harapan-harapan yang ingin diwujudkan tentunya dengan kekompakan dan saling menguatkan,” katanya.

Tampak hadir Ketua TP PKK Sumedang Susi Gantini, beserta para istri Pejabat Eselon II.

Film mengisahkan perjalanan Meutya dan Fajrie, pasangan suami istri yang sukses dalam karier masing-masing. Meski kehidupan mereka terlihat sempurna, keduanya mendambakan kehadiran buah hati untuk melengkapi rumah tangganya. Namun, keinginan tersebut tidak mudah diwujudkan.

Baca Juga:Bupati Dony: Mimpilah Jadi Pemain Sepak Bola Nasional dan Wujudkanlah dengan Kerja KerasMenjelajah Keindahan Kampung Buricak Burinong, Negeri di Atas Awan

Pertanyaan “kapan punya anak?” dari orang-orang di sekitar mereka menjadi doa sekaligus tekanan yang menimbulkan pergulatan batin.

Beragam cara dan program kehamilan mereka jalani. Mulai dari metode alternatif yang diyakini masyarakat hingga upaya medis, termasuk mengikuti program bayi tabung.

Dalam prosesnya, Meutya dan Fajrie menghadapi banyak tantangan, kegagalan, dan rasa kehilangan. Salah satu titik terendah dalam perjuangan mereka adalah saat Meutya mengalami keguguran, yang membuatnya hampir menyerah.

0 Komentar